1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden SBY: Konflik Ancam Pertumbuhan Ekonomi Asia

12 Juni 2011

Pertumbuhan ekonomi Asia bisa terancam oleh konflik regional. Padahal selama ini, pertumbuhan ekonomi di kawasan itu adalah penopang utama pertumbuhan ekonomi dunia.

https://p.dw.com/p/11YyZ
Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono gestures as he addresses a business forum in Sydney, Australia, Thursday, March 11, 2010. (AP Photo/Rob Griffith)
Susilo Bambang YudhoyonoFoto: AP

Forum Ekonomi Dunia-Asia Timur, World Economic Forum East Asia (WEFEA) ke-20, hari Minggu (12/06) resmi dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.

Dalam pidato pembukaan, Presiden Yudhoyono meyakinkan, bahwa sudah saatnya Asia menjadi pusat globalisasi. Dengan sumber daya yang dimilikinya, menurut Yudhoyono, kekuatan Asia kini berperan penting membantu dunia mempertahankan pertumbuhan ekonomi.Dalam forum itu, Presiden Yudhoyono menyerukan negara-negara kawasan Asia untuk mencari cara mengatasi konflik regional, demi menjaga pertumbuhan ekonomi.

Peranan Cina dan Amerika Serikat

Sementara itu, dalam sesi diskusi pembukaan forum, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan pentingnya peran Cina dan Amerika Serikat dalam mewujudkan mimpi ASEAN untuk menjadi ekonomi terbesar ke-10 di dunia, setelah dicanangkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 mendatang.

Perdana Menteri Loong mengingatkan agar ASEAN tetap menjaga hubungan baik dengan Amerika dan Cina untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Lee menyatakan, baik Amerika maupun Cina adalah partner yang penting bagi ASEAN. Kerjasama dengan Amerika sudah dilakukan sejak perang dunia II, dan dengan Cina, terutama sejak dekade ini.

Menjaga Hubungan

ASEAN, dikatakan Lee, akan mempererat hubungan, menjaga keamanan dan bekerja sama dengan dua negara kekuatan ekonomi terbesar dunia itu dalam berbagai bidang.

Lee mengatakan, "Kami melihat potensi yang besar pada kemakmuran dan pertumbuhan Cina dalam meluasnya hubungan mereka dengan negara-negara di Asia.´Potensial untuk perdagangan, turisme dan investasi, baik ke Cina, maupun dari Cina ke negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia. Kami berharap ini akan terus berlanjut. Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa Cina harus tetap dalam hubungan yang baik dengan Amerika, sehingga buat kita akan menjadi lebih mudah untuk bekerjasama dengan keduanya”.

Kata-kata terakhir Lee disambut tawa oleh para peserta, karena hubungan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu, selama ini banyak diwarnai ketegangan diplomatik karena isu hak asasi manusia dan perdagangan.

Pengakuan Internasional

Lebih dari 600 wakil dari pemerintah, kalangan industri dan perdagangan dari sejumlah negara Asia, hadir dalam ajang tahunan, yang kali ini bertema "Merespon Globalisasi Baru". Forum kali ini difokuskan pada bagaimana para pemimpin di kawasan Asia Timur bekerja sama mengatasi masalah ketenagakerjaan, ancaman krisis pangan dan energi, hingga kerusakan lingkungan yang semakin parah.

Bagi Indonesia, forum ini sangat membanggakan, karena untuk pertama kalinya digelar di Jakarta. Ini dianggap sebagai bentuk pengakuan dunia atas kekuatan ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan saat ini juga sedang menjabat ketua ASEAN. Forum Ekonomi Dunia - Asia Timur ke-20 akan ditutup hari Senin (13/06).

Zaki Amrullah

Editor: Andy Budiman