1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Saleh Umumkan Akan Mundur

8 Oktober 2011

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh selama lebih dari delapan bulan dituntut untuk mundur oleh para demonstran yang turun ke jalan. Hari Sabtu (8/10), ia mengatakan siap untuk mengundurkan diri. Oposisi tidak percaya.

https://p.dw.com/p/12oNe
Presiden Yaman Ali Abdullah SalehFoto: dapd

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh bertahan dengan posisinya, sementara pihak oposisi mencari jalan keluar bagi kesepakatan transisi kekuasaan. Protes terhadap Saleh telah melumpuhkan Yaman. Negara ini terancam jatuh ke dalam perang saudara dan kehancuran ekonomi. Sabtu kemarin (8/10), dalam pidato yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Saleh mengutarakan niatnya untuk mundur.

"Kenapa kalian menjarah gedung pemerintah yang memiliki 2000 senjata. Itu pencurian. Kenapa kalian menjarah toko emas di jalan Hayil. Inikah proyek masa depan bagi negara ini? Apakah merusak menjadi slogan kalian? Ini bukan karena saya menginginkan kekuasaan. Saya menolak kekuasaan dan saya akan turun dalam beberapa hari ke depan. Ada pihak yang akan memegang kekuasaan dan ada pihak yang telah jujur kepada Tuhan, warga sipil dan militer. Merekalah yang akan mengambil alih kekuasaan di negara ini."

Saleh menambahkan, ia akan segera menggelar sidang parlemen untuk menjelaskan kepada publik tentang kebenaran dan perkembangan di negaranya secara transparan. Presiden yang telah berkuasa selama 33 tahun ini sebelumnya menolak untuk mundur berdasarkan aturan rencana transisi yang dirancang oleh negara-negara tetangga Yaman di kawasan Teluk. 

Aktivis Yaman Tawakkul Karman yang baru saja memenangkan Nobel Perdamaian pertama bagi negaranya mengatakan, ucapan Saleh tidak bisa dipercaya dan aksi protes harus berlanjut. "Ia harus menyerahkan kekuasaan yang telah ia rampas kepada warga yang berevolusi", demikian ujar Karman kepada stasiun televisi Al Jazeera.

Nada skeptis juga terdengar dari oposisi. Termasuk Mohammed Sabri, pimpinan kelompok parlemen Common Forum. Menurut Sabri, jika Saleh serius, mengapa ia tidak langsung mundur malam ini juga di saat rakyat tengah mengajukan tuntutan.

Demonstran anti rezim menduduki alun-alun di kota-kota utama Yaman sejak bulan Januari dan secara rutin menggelar aksi protes. Mereka didukung oleh partai oposisi yang oleh rezim Saleh dituduh mempersenjatai milisi. Dukungan juga datang dari Jenderal Ali Mohsen al Ahmar yang bersama pasukannya melindungi demonstran yang bermarkas di 'lapangan reformasi' di Sanaa.

Presiden Saleh kembali ke Yaman 23 September lalu, setelah menjalani perawatan selama tiga bulan di Arab Saudi karena luka yang dideritanya saat ledakan terjadi di istana kepresidenan di ibukota. Ia menolak tuntutan dalam negeri dan internasional untuk mundur. Saleh bersikeras, perubahan harus datang melalui kotak suara pemilu.

Saleh juga berulang kali menolak menandatangani kesepakatan yang dirancang dewan kerjasama negara Teluk, yang menuntutnya untuk menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya Abdrabuh Mansur Hadi. Untuk itu Saleh akan terhindar dari proses pengadilan. Pihak oposisi menolak untuk berunding dengan Saleh sebelum ia mundur.  

rtr / afp / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Carissa Paramita