1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Rusia Gelar Rapat Khusus Bicarakan Kaukasus

2 April 2010

Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Kamis (01/04), secara mendadak mengunjungi ibukota Dagestan, Makachkala guna membicarakan tindakan selanjutnya di Kaukasus Utara.

https://p.dw.com/p/Mljg
Presiden Rusia Dmitry Medvedev (kanan) dan sejumlah pejabat mengheningkan cipta mengenang para korban serangan bom pekan ini, hari Kamis (01/04), di Makachkala, Republik Dagestan.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev (kanan) dan sejumlah pejabat mengheningkan cipta mengenang para korban serangan bom pekan ini, hari Kamis (01/04), di Makachkala, Republik Dagestan.Foto: AP

Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan apa yang disebut Rencana Lima Butir dalam rapat khusus selama 2,5 jam.

Di dalam pertemuan itu, sekali lagi Medvedev menekankan bahwa dirinya ingin melanjutkan kebijakan kesepahaman setelah terjadinya sejumlah serangan teror di Rusia.

"Kaukasus memiliki keistimewaan sendiri. Saya menunggu usulan, dan tidak hanya dari menteri dalam negeri, namun terutama dari seluruh pemimpin regional. Bagaimana reformasi harus dilakukan? Pembangunan apa saja yang optimal bagi Kaukasus?" kata Medvedev.

Sasarannya adalah mendukung pembangunan komprehensif perekonomian dan sosial di Kaukasus. Pembangunan itu harus ditekankan pada pendidikan dan budaya.

Medvedev mendesak pemerintah daerah untuk bekerja sama erat dengan pemuka agama Islam guna mencegah serangan yang bermotif fundamentalis. Penceramah yang menyebarkan hasutan kebencian harus diisolir. Islamis dan separatis harus diburu tanpa ampun.

Daftar alternatif tindakan memberantas terorisme harus diperluas, demikian dikatakan Medvedev. "Rangkaian tindakannya tidak hanya harus efektif, tapi lebih keras, dan jika Anda mau, bisa juga dengan keji," ujarnya.

Medvedev mendesak serangan yang ibaratnya seperti tikaman terhadap teroris. Pukulan yang sifatnya pencegahan bukanlah hal tabu.

"Lebih lanjut, kita harus menolong mereka yang ingin berhenti dari kegiatan terornya dan yang ingin meletakkan senjata," lanjut Medvedev.

Pemimpin dinas rahasia Rusia FSB Alexander Bortnikov menjelaskan, bahwa saat ini dalang serangan teror berdarah di Moskow dan Kisljar sudah berada dalam pengejaran. Seperti yang sudah diperkirakan, mereka bermarkas di Kaukasus Utara.

"Kami sudah mengidentifikasi setiap tersangka yang mengorganisir dan melancarkan serangan-serangan ini. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan pengejaran secara intensif," kata Bortnikov.

Bortnikov menambahkan, polisi sudah berhasil menangkap beberapa tersangka dan saat ini sedang diinterogasi. Ia tidak menjelaskannya secara rinci.

Bortnikov dan Medvedev tidak mengeluarkan pernyataan mengenai pesan video pemimpin teror Doku Umarov yang beredar baru-baru ini. Di dalam pesan videonya, Umarov menyatakan akan melancarkan serangan teror berikutnya.

Dalam akhir rapat khusus di Makachkala, Dmitry Medvedev seperti memberikan jawaban tidak langsung bahwa Rusia tidak begitu saja mudah bertekuk lutut di hadapan teroris. Tegasnya, "Saya yakin bahwa kita mampu mengatasinya. Kita merupakan pihak mayoritas, kita lebih kuat, dan di tangan kita terletak nasib rekan-rekan senegara. Dan yang terpenting adalah, kebenaran berada di pihak kita.“

Hari Kamis (01/04), lagi-lagi Dagestan diguncang ledakan bom. Namun bom meledak sebelum waktunya dan menewaskan hanya dua pelakunya. Hari Rabu lalu (31/03), dua pelaku serangan bom bunuh diri menewaskan setidaknya 12 orang dalam ledakan di kota Kilsjar, Republik Dagestan.

Christina Nagel/Luky Setyarini

Editor: Ziphora Robina