1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Jerman Puji Demokrasi Indonesia

1 Desember 2011

Presiden Jerman Christian Wulff berada di Jakarta untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hariKunjungannya ini juga menandai 60 tahun hubungan diplomatik Jerman Indonesia.

https://p.dw.com/p/13KNO
Bundespraesident Christian Wulff (l.) und der Praesident der Republik Indonesien, Susilo Bambang Yudhoyono, stehen am Donnerstag (01.12.11) im Praesidentenpalast Istana Merdeka in Jakarta, Indonesien, nebeneinander. Mit seinem Staatsbesuch will Wulff der gewachsenen internationalen Bedeutung des asiatischen Inselstaates Rechnung tragen. (zu dapd-Text) Foto: Clemens Bilan/dapd
Presiden Christian Wulff dengan Presiden Susilo YudhoyonoFoto: dapd

Presiden Jerman Christian Wulff memulai konferensi pers usai pertemuan bilateral di Istana Negara dengan pujian terhadap demokrasi di Indonesia. “Kami memandang Indonesia sebagai jembatan karena berbagai faktor. Kami sangat kagum dengan motto kenegaraan Bhineka tunggal Ika itu, yang membuat demokrasi suku dan agama yang berbeda bisa hidup bersama secara damai dengan kebebasan mengungkapkan pendapat sekaligus kebebasan memilih agama.“

Contoh bagi Negara Lain

Menurut Presiden Wulff, Indonesia bisa menjadi model bagi negara negara Islam lainnya untuk mempraktekan demokrasi. Demokrasi yang dipraktekan di Indonesia ini bisa menjadi teladan bagi negara negara mayoritas Islam seperti negara negara di Afrika Utara dan negara Arab. Mereka harus berkaca ke Indonesia untuk melihat bagaiamana islam, demokrasi dan pertumbuhan ekonomi bisa berjalan bersama.”

Kunjungan pertama Presiden Wulff ke Indonesia ini sekaligus menandai 60 tahun hubungan Jerman - Indonesia. Pada kesempatan itu, Presiden Wulff menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ekonomi Indonesia yang menjadikan Indonesia negara penting di Asia dan menyatakan keinginan Jerman memperkuat kerjasama di berbagai bidang.

Investasi dan Beasiswa

Bundespraesident Christian Wulff (l.) laesst sich am Donnerstag (01.12.11) in Jakarta, Indonesien, vom Gross-Imam Ali Mustafa Yaqub die Istiqlal-Moschee zeigen. Mit seinem Staatsbesuch will Wulff der gewachsenen internationalen Bedeutung des asiatischen Inselstaates Rechnung tragen. (zu dapd-Text) Foto: Clemens Bilan/dapd
Presiden Jerman Christian Wulff kunjungi Mesjid IstiqlalFoto: dapd

Presiden Wulff juga menyampaikan rencana kedatangan Menteri Ekonomi dan Teknologi Jerman Philipp Rösler ke Indonesia tahun 2012. Dikatakannya, dalam kunjungannya ini, Rösler akan didampingi para pebisnis Jerman untuk menjajaki kemungkinan melakukan investasi di bidang energi hijau dan terbarukan di Indonesia.

Presiden Wulff melanjutkan, investasi itu diperlukan agar Indonesia bisa menjaga kelestarian hutanya sebagai paru-paru dunia. Ia mengingatkan Indonesia untuk terus menjaga pengelolaan hutan.

Selain itu, Presiden Wulff juga mengumumkan penambahan 400 beasiswa baru bagi warga Indonesia untuk menempuh studi di Jerman. Di masa depan, Wulf berjanji akan terus meningkatkan jumlah beasiswa yang diperoleh dari konversi hutang Indonesia tersebut.

Agenda di Indonesia

Sementara itu, Presiden Yudhoyono, dalam konferensi pers bersama, juga menyampaikan terima kasih atas kebijakan pengurangan hutang luar negeri Indonesia oleh Jerman sejak tahun 2007 yang disebutnya sangat membantu Indonesia.

Lebih jauh dalam kesempatan itu, Yudhoyono mengungkapkan lima prioritas usulan kerjasama Indonesia dengan Jerman. Meliputi kerjasama investasi perdagangan, kesehatan, pendidikan, lingkungan, pertahanan.

Selain pertemuan bilateral, selama di Indonesia Presiden Jerman Christian Wulff juga memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia dan melakukan pertemuan bisnis dengan komunitas Jerman di Indonesia hari Jum'at (02/12). Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Ketua MPR dan mantan Presiden BJ Habibie serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat madani di Indonesia.

Sebelum meninggalkan Indonesia pada 2 Desember, Presiden Wulff juga dijadwalkan akan mengunjungi Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Zaki Amrullah Editor: Andy Budiman