1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Brasil Dukung Tuntutan Demonstran

19 Juni 2013

Presiden Brasil Dilma Roussef berjanji akan mendengarkan tuntutan para demonstran yang menggelar aksi protes menentang kenaikan harga dan korupsi.

https://p.dw.com/p/18ssZ
Brazilian President Dilma Rousseff delivers a speech at Planalto Palace in Brasilia, on June 18, 2013.
Dilma RousseffFoto: E.Sa/AFP/GettyImages

Presiden Dilma Rousseff menyatakan, berbagai aksi demonstrasi menunjukkan energi demokrasi, kekuatan suara dari jalan-jalan dan kematangan penduduk Brasil.

"Suara-suara ini harus didengar", kata Rousseff ketika berpidato di istana kepresidenan. "Pemerintahan saya akan mendengar suara-suara yang menuntut perubahan".

Aksi protes saat ini terus meluas. Di Kota Sao Paolo, sekitar 50.000 orang melakukan aksi turun ke jalan. Aksi protes awalnya dipicu oleh demonstrasi kelompok mahasiswa. Mereka memprotes kenaikan harga, korupsi dan pengeluaran besar untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016.

Pemerintah Brasil mengucurkan dana 15 miliar Dollar dalam persiapan Piala Dunia dan Piala Konfederasi yang saat ini tengah berlangsung. Dana itu digunakan untuk membangun infrastruktur dan stadion-stadion megah. Para demonstran menyatakan, dana itu sebaiknya digunakan untuk program-program sosial seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Tuntutan Perbaikan Sosial

"Pemerintah saya mendengat suara yang menuntut perubahan. Pemerintah saya punya komitmen untuk melakukan transformasi sosial", tandas Presiden Dilma Rousseff. "Mereka yang menggelar aksi turun ke jalan telah mengirim pesan yang jelas kepada para pemimpin politik di semua lapisan pemerintahan."

Aksi protes di beberapa tempat sempat meluas menjadi kerusuhan. Pemerintah sekarang mengerahkan pasukan khusus untuk menjaga lokasi-lokasi strategis. Di Sao Paolo, sebagian demonstran melempar baru dan membakar beberapa bus. Di beberapa tempat terjadi aksi penjarahan toko.

Pasukan khusus dikerahkan untuk menjaga stadion-stadion tempat pertandingan Piala Konfederasi diselenggarakan. Menurut keterangan Kementerian Dalam Negeri, pengiriman pasukan khusus bukan untuk membubarkan demonstran, tapi untuk mengamankan turnamen Piala Konfederasi.

Para demonstran juga menuntut sistem pajak yang lebih adil dan pembangunan sekolah dan rumah sakit yang lebih baik. Mereka mengritik pengeluaran miliaran untuk Piala Dunia, sedangkan untuk program sosial tidak cukup dana. Beberapa kota sekarang membatalkan kenaikan tarif transportasi yang sebelumnya menyulut aksi protes.

Presiden FIFA Joseph Blatter menerangkan, ia mengerti tututan para demonstran. Tapi tidak perlu menggunakan turnamen sepakbola untuk menyampaikan tuntutan.

HP/DK (rtr, afp, dpa)