1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Tangkap 'Penerus Santoso'

14 September 2016

Pasukan keamanan Indonesia berhasil menangkap seorang senior jaringan militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Muhammad Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Opa.

https://p.dw.com/p/1K1q1
Indonesiens meistgesuchter Islamist Santoso getötet
Foto: Getty Images/AFP/Olagondronk

Muhammad Basri tertangkap dalam sebuah operasi gabungan antara polisi dan militer di Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, pada hari Rabu (14/9).

Dilansir dari Antara, juru bicara Satgas operasi Tinombala, AKBP Hari Suprapto, memaparkan kronologi penangkapan tersebut. Menurutnya, Satgas telah melihat satu kelompok yang terdiri dari tiga orang, yaitu Basri, istrinya dan seorang buronan lainnya bernama Sobron.

"Setelah dilakukan pengejaran, Basri langsung mengangkat tangan menyerahkan diri karena sudah tidak memiliki senjata lagi, istrinya terjebak di sungai Puna dan Sobron berhasil melarikan diri," tambah jubir Polda Sulteng itu.

Penangkapan ini dilakukan setengah jam pasca penemuan mayat Andika, yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian.

Hari menyampaikan bahwa penanganan Basri telah dilakukan sesuai dengan instruksi Kapolda, yakni diperlakukan dengan baik serta diberikan hak-haknya sebagai warga negara. Setelah ditangkap, Basri dipindah dari Polsek Poso ke Polda Sulteng, di Palu, untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Kepolisan mengungkapkan, istri Basri, Nurmi Usman dievakuasi beberapa saat setelah Basri tiba di Polsek Poso Pesisir Selatan.

Penangkapan Basri dilakukan dua bulan setelah pemimpin kelompok itu dan buronan paling dicari di Indonesia, Santoso, ditembak mati oleh pasukan keamanan. Santoso dan kelompoknya dianggap bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap pasukan keamanan dalam negeri dan memiliki sejumlah milisi terlatih yang tersebar di seluruh nusantara.

Basri telah menjadi wakil pemimpin Mujahidin, Indonesia Timur (MIT) dan telah bersembunyi di hutan-hutan Sulawesi selama bertahun-tahun. Kini MIT hanya memiliki segelintir anggota. Basri dipandang sebagai penerus Santoso, meskipun tidak jelas apakah ia telah resmi mengambil alih kepemimpinan kelompok itu.

Terlahir dengan nama Mohammad Basri bin Baco Sampe, 41 tahun lalu, Basri alias Ayas alias Bagong alias Opa, adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dari situs AP dikutip, kini masih tersisa 13 orang lagi anggota MIT yang masih dicari polisi.

ap/yf (ap/dpa/afp/antara)