1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Sebagai Korban Kekerasan

Heiner Kiesel15 Oktober 2012

Dalam pidato-pidato politis dan menurut berita pihak terkait, kekerasan terhadap polisi meningkat. Laporan media menegaskan hal itu, namun angka statistik menunjukkan hasil lain.

https://p.dw.com/p/16QKd
Foto: dapd

Pada pandangan pertama, komisaris polisi Sven Kaden terlihat seakan tidak membutuhkan perlengkapan pelindung yang dikenakannya sejak awal tugas, yaitu rompi pelindung, pentungan dan pistol. Perawakannya tidak begitu besar, namun bahunya lebar.Seorang pria terlatih yang bertugas sebagai polisi di stasiun pusat Berlin. "Anda terlatih untuk menyeleksi orang dan situasi mana yang berbahaya dan mana yang tidak", katanya. "Tindak kekerasan meningkat, setidaknya itu yang dirasakan". Sambil berjalan, patroli di stasiun Berlin ia melanjutkan, "Setahun lalu lima rekan sekerja hendak menangkap seorang tersangka. Ia saat itu sedang "fly" dan menggigit kaki polisi."

Mitra kerja Kaden dari kepolisian federal terutama mengemban tugas, di mana terjadi kekerasan spektakular terhadap polisi, misalnya yang dilancarkan demonstran tertentu pada tanggal 1 Mei di Berlin, saat kerusuhan di stadion sepak bola atau saat transportasi sampah nuklir yang kontroversial. Usai peristiwa semacam itu, berbagai tokoh serikat pekerja dan politisi Jerman mengutuk kekerasan terhadap polisi yang dikatakan "semakin meningkat". Menteri Dalam Negeri Jerman, Hans-Peter Friedrich juga memperingatkan, "bahwa polisi diserang dan serangan itu merusak kesehatannya."

Perlindungan bagi sang pelindung

Siapa yang melindungi polisi secara terang-terangan menjadi pelindung sang pelindung. Baru-baru ini, parlemen Jerman, Bundestag meningkatkan hukuman atas tindak kekerasan terhadap polisi dari dua menjadi tiga tahun. Juga anggota parlemen dari koalisi pemerintah secara nyata yakin bahwa ada peningkatan drastis kekerasan terhadap polisi.

Hubungan antara masyarakat dan polisi tampaknya terganggu. "Kami kan sebenarnya selalu orang yang dicemohkan", kata Komisaris Polisi Thomas Stetefeld. Ia berpendapat bahwa masyarakat semakin tidak menghormati diri dan rekan-rekan kerjanya. "Tahukah Anda, mendorong atau menabrak ringan dengan sengaja itu juga sudah merupakan kekerasan". Ketidaktahuan yang dipamerkan, penghinaan, kaos dengan tulisan ACAB (All Cops Are Bastard) itu semua membuat Stetefeld tidak lagi merasa aman saat patroli di jalan.

Frankfurt Bloccupy-Blockade Bankenviertel Polizei
Polisi sering berada di posisi terjepit dalam aksi protesFoto: DW

Kurangnya angka statistik

Christian Pfeiffer, direktur Lembaga Penelitian Niedersachsen, belum lama ini menyampaikan hasi studi meluas bertemakan "Polisi sebagai Korban Kekerasan". "Studi ini menunjukkan bahwa pengalaman yang ditandai agresifitas sudah merupakan keseharian polisi patroli", demikian disimpulkan Pfeiffer. Studinya menimbulkan kehebohan. Juga karena studi itu tidak membatasi diri pada bentuk kekerasan yang relevan secara hukum pidana. Tugas polisi sangat berat, tetapi apakah memang semakin berbahaya? Banyak pihak melihat buktinya di dalam hasil studi Pffeifer itu. tetapi bagaimana menurutnya sendiri? Ia mengatakan bahwa sebenarnya itu hanya semacam pandangan sejenak yang menganggap "semuanya semakin parah". Menurutnya, sebenarnya masyarakat semakin menua dan dengan begitu semakin damai. Dan demikian halnya dengan lingkungan kerja polisi, simpul Pfeiffer.

Angka-angka statistik resmi menunjukkan hal yang sama. Angka patokan terpenting digambarkan melalui perlawanan terhadap aparat penegak hukum. Angka tahun 2011 menunjukkan penurunan dari sekitar 241 menjadi 21.257 kasus.Analog dengan laporan kelompok proyek kekerasan terhadap polisi dari Konferensi Para Mendagri Jerman mungkin terselubung angka yang lebih kecil dari satu persen yang menimbulkan cedera berat. Hampir seperempat bagi gangguan ringan kesehatan dan tiga perempat tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Karena dalam studi itu biasanya tidak ada kaitan dengan beban tugas polisi, maka tren yang sebenarnya, nyaris tidak dapat disimpulkan.

Masyarakat sebagai pelaku

Apakah orang semakin brutal? "Intentitasnya jelas semakin meningkat", demikian dicermati Michael Eckerskorn dari Dinas Ilmu Sosial Kepolisian Federal. "Ini benar-benar sudah mengejutkan, bagaimana orang tertentu dengan sengaja mengarahkan agresinya untuk menimbulkan cedera berat." Di sini ia mengacu pada sejumlah besar pembicaraan dengan polisi terkait.

Namun bagi Rafael Behr, kesan dari pengalaman polisi tidak cukup. "Tidak ada bukti statistik kuat bagi tugas yang semakin berat", ujar profesor di Hamburg itu. Ia mengatakan, tidak ada kesepakat dalam badan kepolisian, apa yang diartikan sebagai "kekerasan". Ia merasa terganggu dengan wacana saat ini yang menggambarkan polisi sebagai korban dan imbauan terus menerus untuk semakin menghormati pelindungnya, Ini juga akan membawa dampak negatif bagi motivasi polisi. Behr menyimpulkan: "Masyarakat sulit untuk diubah. tetapi kinerja polisi dapat kita perbaiki secara nyata."