1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pohon Natal Berkelanjutan Selamatkan Hutan Jerman

Loveday Wright25 Desember 2013

Sekitar 30 juta pohon Natal terjual di Jerman tahun lalu. Petani terus menanam tumbuhan hijau abadi sepanjang tahun menimbulkan kekhawatiran pemerintah Jerman mengenai dampak monokultur pada hutan-hutan Jerman.

https://p.dw.com/p/1AgM0
Foto: DW/C. Roman

Tak jauh dari pinggir sungai Rhein, dekat kota Bonn, petani Hubertus von Groote mencari pohon yang tepat dalam hutan untuk di panen. Ragam tumbuhan hijau abadi yang populer pada waktu Natal, seperti cemara biru dan cemara Nordmann, tumbuh sebelahan dengan pohon beech yang menjulang tinggi dan pohon ek. Campuran spesies yang ditanam oleh von Groote agar hutan tetap sehat.

"Ini adalah hutan campur, jadi pohon muda dan tua tumbuh bersama dan setiap pohon mempunyai ruang sendiri dan segala yang dibutuhkan untuk tumbuh," jelasnya. "Ini kebalikan monokultur, tapi cara terbaik untuk mendapatkan ragam tanaman terbaik dan juga hewan."

Di banyak perkebunan di Jerman, pohon Natal ditanam sebagai tanaman monokultur. Saat hanya satu varietas yang ditanam pada satu tempat, tanaman kehilangan pelindung alamiah dari spesies lain disekelilingnya, menjadi lebih rentan terhadap cuaca buruk, dan semakin rentan terhadap hama. Tanaman monokultur kerap membutuhkan pestisida sebagai pelindung.

Namun perkebunan von Groote berbeda. Ia menunjuk pada sekumpulan cemara muda yang akan dipanen dalam 5 tahun. Mereka dikelilingi pohon ceri yang melindungi anak pohon cemara dari angin kencang dan hujan. "Hingga kini, kami belum pernah menyemprotkan pestisida," tuturnya.

Kombinasi pohon yang berbeda-beda selalu lebih baik, kata ahli botani Wolfram Lobin
Kombinasi pohon yang berbeda-beda selalu lebih baik, kata ahli botani Wolfram LobinFoto: DW/L. Wright

Pemerintah melindungi hutan

Menurut ahli botani Wolfram Lobin, kurator kebun raya di Bonn, kerusakan hutan Jerman akibat menanam pohon secara monokultur bukanlah masalah baru. "Selama ratusan tahun di bagian tengah Eropa, pohon-pohon konifer seperti cemara dan pinus ditanam secara monokultur di atas lahan sangat besar," ungkapnya kepada DW. "Dan dilakukan pada lokasi yang salah - di Nordrhein -Westfalen mungkin tidak ada spesies tumbuhan runjung yang alami, semuanya didatangkan. Tapi mereka tumbuh dengan baik, walau sensitif terhadap segala bencana yang mungkin terjadi seperti penyakit, atau kebakaran atau badai, dan dalam empat dekade terakhir semua bencana itu terjadi di Jerman."

Pihak berwenang di negara bagian tersebut ingin melihat lebih banyak hutan seperti milik von Groote. Pemerintah Nordrhein-Westfalen baru meloloskan undang-undang untuk mencegah produksi pohon Natal dalam skala besar - secara efektif melarang lahan monokultur. Wilayah seluas lebih dari 2 hektar kini harus mengikuti aturan yang bertujuan melindungi hutan.

Lobin berharap aturan baru dapat mengembalikan keseimbangan hutan Jerman. "Kita akan memiliki keberagaman pada segala tingkat, kita akan mempunyai pemandangan yang lebih alami, kita akan terkena dampak lebih kecil dari angin dan kebakaran dan penyakit," ucapnya.

Pemilik hutan Hubertus von Groote telah bercocok tanam di lahan yang sama secara turun temurun
Pemilik hutan Hubertus von Groote telah bercocok tanam di lahan yang sama secara turun temurunFoto: DW/C. Roman

Pilihan alami

Sebuah pendekatan yang berkelanjutan seperti yang dilakukan oleh von Groote membuat pohon alami sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan untuk Natal. Saat tumbuh, pohon membantu mengikat karbondioksida dalam tanah dan menciptakan habitat alami.

Kebanyakan pohon buatan terbuat dari PVC, mengandung timbal dan disemprot bahan kimia tahan api. Karbondioksida dalam jumlah besar diperlukan dalam proses produksi, transportasi dan pembuangan pohon buatan, dan membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.

Von Groote tidak dapat membayangkan menggunakan pohon buatan untuk Natal. Ia yakin kalau dilakukan secara bertanggung jawab, menjual pohon Natal alami adalah pilihan yang tepat bagi hutannya. Dengan aroma jeruk dan pinus di udara, von Groote mengangkat gergaji mesin dan kembali masuk ke hutan. Bagi hutan pribadi seperti milik von Groote, perkebunan pohon Natal membantu memastikan bahwa hutan-hutan semacam ini mempunyai masa depan.