1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Turki Kecam Presiden Suriah

27 September 2011

Turki semakin nyata menjauhkan diri dari Suriah yang selama ini jadi mitranya. PM Turki tuduh Presiden Suriah berkali-kali membohonginya dengan janji-janji akan mengadakan reformasi.

https://p.dw.com/p/12gry
** CORRECTS SPELLING ** Syrian President Bashar Assad, right, shakes hands with the Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan at Ash-Shaeb presidential palace in Damascus, Syria, Saturday, April 26, 2008. Erdogan flew to Syria to brief Assad on the Israeli Prime Minister Ehud Olmert’s peace overture. Israel and Syria’s last round of direct talks broke down in 2000. (AP Photo/ Bassem Tellawi)
Erdogan (kiri) bersama Assad di DamaskusFoto: AP

Sebuah foto terpampang di media, yang tampak dua pria. PM Turki Recep Tayyip Erdogan sedang tersenyum, dan Presiden Suriah Bashar al Assad tampak senang. Keduanya berjabat tangan dengan hangat, seperti biasanya antar dua sahabat. Foto dari pertemuan di Damaskus itu dibuat baru sekitar sembilan bulan lalu. Sekarang persahabatan antara Erdogan dan Assad rusak. Sejak sekian bulan lalu, pemerintah Turki beberapa kali menuntut pemerintah Suriah untuk menghentikan kekerasan di negaranya, dan memulai reformasi yang sesungguhnya. Tidak ada gunanya.

Kecaman terhadap Assad

Syrian President Bashar Assad briefs reporters on the outcome of the four-way summit with his French counterpart Nicholas Sarkozy, Emir of Qatar Sheikh Hamad Bin Khalifa al Thani and the Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan, in Damascus, Syria, 04 September 2008. Syrian President Bashar al-Assad, hosting a summit of French, Qatari and Turkish leaders, said on 04 September he hoped for direct negotiations with Israel. At the same time, he criticized Israel for not taking part in indirect talks which had been planned for last week in Turkey, which has been mediating between the two sides. EPA/YOUSSEF BADAWI +++(c) dpa - Bildfunk+++
Presiden Suriah Baschar al AssadFoto: AP

Akhir pekan lalu (24 dan 25/09) perdana menteri Turki mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang presiden Suriah secara terbuka. Dalam penerbangan kembali dari Sidang Umum PBB di New York, Erdogan mengatakan kepada reporter yang menyertainya, Assad terus membohonginya. PM Turki itu mengatakan, ia bertanya berapa jumlah tahanan politik di Suriah. Assad mengatakan 83. Dari sejumlah sumber lain, Erdogan mendapat informasi, jumlahnya ternyata ribuan.

Assad mengatakan kepada Erdogan, telah mencabut status keadaan darurat. Tetapi perkataan itu juga tidak benar. "Ia katanya hendak mengijinkan berdirinya partai-partai politik, itu juga tidak terjadi," demikian Erdogan seraya menambahkan, Assad sudah menjanjikan itu tahun lalu. Di pers Turki, pernyataan Erdogan disebarluaskan Senin kemarin (26/09). Laporan pers menimbulkan dugaan, perdana menteri Turki itu tidak hanya kesal, melainkan juga tersinggung secara pribadi.

Ketika tiba di tanah air, Erdogan menjamin, pemerintahnya akan mengambil semua tindakan untuk mencegah penyelundupan senjata ke Suriah. Erdogan mengatakan, "Saya jamin, baik lewat laut, udara maupun darat, Turki akan menghentikan dan menyita pasokan senjata ke Suriah.“

Hentikan Penyaluran Senjata

epa02775903 Syrian refugees attend a funeral of an anti-regime protester on the Syria-Turkey border, near the Turkish village of Guvecci, in Hatay, Turkey 11 June 2011. The number of Syrians who took refuge in Turkey from a violent crackdown of anti-government protests in Syria has reached 4,300. Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan has said Turkey was concerned over incidents in Syria as the Assad government escalates violence against civilians in a crackdown of anti-government protests which had seen the death of scores. EPA/AYKUT UNLUPINAR/ANATOLIAN AGENCY TURKEY OUT +++(c) dpa - Bildfunk+++
Sebagian pengungsi Suriah di Hatay, TurkiFoto: picture-alliance/dpa

Sejak awal tahun ini, pemerintah Turki menghentikan sejumlah transpor senjata yang diperuntukkan bagi militer Suriah. Beberapa hari lalu, penjaga pantai Turki menghentikan kapal yang membawa senjata ke Suriah.

Beberapa pekan lalu, pemerintah di Ankara untuk pertama kalinya menekankan, perlawanan di Suriah tidak mereka pandang lagi sebagai masalah dalam negeri negara tetangga. Turki juga terkait masalah itu. Turki dan Suriah dibatasi perbatasan yang panjangnya sekitar 850 km. Negara tetangga lain tidak berbatasan sepanjang itu dengan Turki. Lagipula, di provinsi Hatay, Turki selatan, berdiri sejumlah daerah perkemahan pengungsi. Ribuan warga suriah yang melarikan diri akibat kekerasan di negaranya ditampung di sana.

Erdogan kini mengumumkan, akan berkunjung ke tempat penampunyan itu beberapa hari mendatang. Banyak komentator politik Turki memperkirakan, jika bertemu dengan pengungsi Suriah, Erdogan akan sekali lagi memberikan pernyataan tajam terhadap bekas sahabatnya, Bashar al Assad.

Steffen Wurzel / Marjory Linardy

Editor: Luky Setyarini