1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Tunisia Ghannouchi Mengundurkan Diri

27 Februari 2011

Pemimpin pemerintah transisi Tunisia Mohamed Ghannouchi mengumumkan pengunduran dirinya setelah gelombang aksi protes kembali terjadi di ibukota Tunis. Ahli hukum Béji Caïd Essebs akan mengambil alih posisi Ghannouchi.

https://p.dw.com/p/10QOo
PM Tunisia Mohammed Ghannouchi mengundurkan diri setelah memimpin pemerintah sementara selama hanya enam pekanFoto: dapd

Perdana Menteri Tunisia, Mohammed Ghannouchi secara mengejutkan mengundurkan diri dari jabatannya, setelah hanya enam pekan di pucuk pemerintahan tranisi. Enam pekan, di mana Ghannouchi harus mengembalikan ketertiban di jalan-jalan kota, menggerakkan roda perekonomian, menekan angka pengungsian dan memimpin pemerintahan yang goyah.

Para pengamat menilai Ghannouchi cukup kompeten untuk memimpin pemerintahan transisi. Namun rakyat Tunisia punya pandangan lain. Ia dinilai bermasalah karena kedekatannya dengan bekas diktatur Zainal Abidin Ben Ali. Ghannouchi selalu menampik memainkan peranan penting dalam rejim Ben Ali. Ia mengaku ketakutan seperti juga warga Tunisia yang lain. Namun pada akhirnya bayang-bayang masa lalu itu terlalu panjang.

„Saya mundur dari jabatan saya, namun bukan untuk melarikan diri dari tanggungjawab. Sejak 14 Januari lalu saya memimpin kesebelasan yang bersatu dan saling mendukung. Mereka adalah orang-orang yang mengorbankan banyak hal untuk pemerintahan. Tanpa mereka kita tidak mencapai apapun."

Dengan langkah tersebut Ghannouchbi kini membuka jalan bagi perdana menteri baru yang memiliki ruang gerak lebih besar untuk mewujudkan harapan penduduk Tunisia. Ia menuturkan, terdapat petunjuk kuat adanya upaya untuk menggagalkan revolusi. Ghannouchi mengharapkan dengan mengundurkan diri, rakyat Tunisia akan berdamai.

Ghannouchi menjadi sasaran kritik karena kedekatannya dengan mantan presiden Zine al-Abidine Ben Ali. Setelah digulingkan dari jabatannya 14 Januari lalu, Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi. Hari berikutnya, Ghannouchi mengambil alih otoritas sebagai perdana menteri dan berjanji akan menggelar pemilihan umum 15 Juli mendatang.

Huru-hara kembali terjadi di jalanan di Tunis

Sejak Jumat lalu (25/2) ribuan warga kembali turun ke jalan menentang pemerintah sementara. Demonstran berunjuk rasa menolak pemerintahan baru karena dinilai masih terlampau banyak „wajah lama“ dari kabinet presiden terguling, Ben Ali. Ghannouchi telah melakukan sejumlah perubahan dan mengganti beberapa anggota kabinet yang kontroversial sejak Ben Ali tidak memerintah lagi. Namun bagi kebanyakan demonstran reformasi yang dilancarkan Ghannouchi masih kurang luas dan mendalam. Pemerintah sementara juga dianggap tidak representatif, tidak menjalankan tugas mereka dengan cepat dan tidak cukup transparan.

Dalam aksi demonstrasi itu kembali terjadi bentrokan antara polisi dengan warga. Berdasarkan keterangan saksi mata, para demonstran mencoba menerobos penjagaan gedung kementerian dalam negeri dan perdana menteri. Demonstran mendirikan barikade dan melempar batu ke arah polisi. Aparat keamanan berusaha menghalau para pengunjuk rasa, dengan melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata. Sedikitnya delapan warga dilaporkan tewas dan 200 lainnya terluka sejak aksi demonstrasi Jumat lalu.

Arus pengungsi dari negara tetangga Libya

Situasi tegang di Tunisia juga meningkat akibat arus pengungsi dari Libya yang melarikan diri dari kerusuhan di negaranya. Organisasi pengungsian Perserikatan Bangsa-Bangsa UNHCR memperhitungkan sebanyak 50.000 warga Libya mencari perlindungan ke Tunisia. Penjaga perbatasan Libya-Tunisia dikatakan telah meninggalkan pos penjagaannya. Palang Merah Tunisia memperingatkan terjadinya bencana kemanusiaan.

Di bawah pemerintahan Ben Ali, Mohamed Ghannouchi memangku jabatan sebagai perdana menteri selama sebelas tahun. Revolusi di Tunisia menjadi inspirasi bagi rakyat negara Afrika Utara lainnya, seperti Mesir dan Libya.

Tunesien Premierminister Beji Caid Essebsi
Béji Caïd Essebs adalah PM TunisiaFoto: dapd

Minggu malam (27/2) diumumkan Tunisia memiliki pemimpin baru pemerintah sementara. Ahli hukum Béji Caïd Essebs akan mengambil alih posisi Ghannouchi.

AN/RN/ap/dpae