1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pilot AirAsia Tidak Di Tempat Ketika Situasi Gawat

2 Februari 2015

Kini diketahui semakin banyak detil dari situasi di kokpit pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh (28/12/14) dan menewaskan 162 orang. Sementara itu upaya pencarian korban dilanjutkan setelah dihentikan selama dua hari.

https://p.dw.com/p/1EULb
Heck des abgestürzten AirAsia Flugzeug
Ekor pesawat AirAsiaFoto: Reuters

Kapten pesawat AirAsia yang jatuh ke laut Jawa dekat Pangkalan Bun Desember lalu tidak berada di tempat duduknya, ketika situasi mulai gawat dan kopilot tampaknya kehilangan kontrol pesawat. Namun demikian pejabat pemerintah yang berwenang tetap menekankan, sekarang masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apapun.

Pesawat dilaporkan mengalami kerusakan pada alat pengontrol penerbangan selama lebih dari sepekan. Dilaporkan juga, pilot Iriyanto sudah terbang dengan pesawat tersebut beberapa hari sebelumnya, dan ketika itu fungsi komputer sudah terganggu.

Pihak perusahaan AirAsia sejauh ini menolak memberikan komentar atas laporan tersebut dan menekankan, masalah masih diselidiki Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kerusakan komputer dan reaksi pilot

Dilaporkan, masalah perbaikan dan perawatan Flight Augmentation Computer (FAC) yang berfungsi untuk mencegah pesawat terbang tidak terkontrol dan reaksi pilot atas tidak berfungsinya komputer itu menjadi inti penyelidikan penyebab kecelakaan. Laporan lainnya mengatakan, setelah berusaha mereset (mematikan dan menyalakan ulang) komputer, pilot memutus aliran listrik ke alat tersebut dengan cara melepas sekring yang ada di dalam kokpit.

"Jika pasokan listrik terhenti, seluruh sistem komputer pada sistem utama dan sistem cadangan akan lumpuh. Akibatnya, sistem proteksi penerbangan pun menjadi tidak aktif", demikian keterangan yang diberikan kepada kantor berita Reuters oleh dua sumber yang terlibat dalam penyelidikan, dan tidak bersedia disebutkan namanya.

Komputer FAC inilah yang mengontrol modul rudder travel limiter (RTL) yang sebelumnya dilaporkan rusak beberapa kali. Pihak AirAsia menyatakan kerusakan itu telah diatasi. Di samping itu, KNKT juga menyebut Airbus A320 PK-AXC dalam kondisi layak terbang saat hari kejadian.

Langkah menghentikan aliran listrik ke FAC mengejutkan para pakar yang mengikuti jalannya penyelidikan. Orang bisa mereset FAC dengan cara menekan tobol pada panel. Cara mereset dengan menghentikan aliran listrik sangat aneh. Demikian dikatakan seorang pilot pesawat tipe A320

yang tidak bersedia menyebutkan namanya. Ia menambahkan, "Orang tidak melepas sekering jika ada pilihan lain. Saya tidak pernah mendengar itu terjadi, langkah itu sangat aneh."

Di samping itu, langkah itu signifikan karena untuk bisa mencabut aliran listrik, pilot harus berdiri dari tempat duduknya. Sekering berada di belakang tempat duduk kopilot. Segera setelahnya, kopilot yang kurang berpengalaman menaikkan hidung pesawat terlalu cepat sehingga stall. Ketika pilot kembali ke tempat duduknya, pesawat kemungkinan sudah tidak terkendali lagi.

Data yang sudah dipublikasikan tentang perubahan posisi pesawat juga menunjukkan, dalam posisi pesawat yang miring, kemungkinan tidak mudah untuk bergerak di kokpit. Tetapi sejauh ini belum ada konfirmasi. Kepala KNKT, Tatang Kurniadi mengatakan kepada Reuters, pilot tidak terlambat mengambil alih kontrol. Namun ia menolak memberikan keterangan lebih jauh.

86 Jenazah Belum Ditemukan

Minggu (01/02/14) tim pencari melanjutkan upaya menemukan jenazah korban. Dari 162 orang yang berada di pesawat, 86 belum ditemukan. Pekan lalu kepala Basarnas, Bambang Soelistyo mengatakan, pencarian oleh tim penyelamat dihentikan dua hari. Hari istirahat itu dibutuhkan setelah anggota tim selama ini mengadakan pencarian dalam kondisi cuaca buruk. Dari 76 jenazah dan bagian tubuh yang ditemukan, 64 telah berhasil diidentifikasikan.

"Fokus kami sekarang adalah pencarian jenazah yang mungkin masih terperangkap di dalam tubuh pesawat atau terkubur lumpur," demikian dikatakan direktur operasi Basarnas, S. B. Supriyadi. Ia menambahkan, sekarang enam kapal sedang dikerahkan. Cuaca saat ini bagus, dan ombak hanya setinggi satu meter.

Misi pencarian juga diperluas ke perairan Sulawesi, setelah sejumlah nelayan menemukan jenazah yang membawa surat identitas sesuai manifest salah seorang penumpang pesawat. Penyelam Angkatan Laut telah ditarik dari operasi 27 Januari lalu, tetapi Supriyadi mengatakan, tim pencari saat ini juga terdiri dari penyelam handal.

ml/as (afp/dpa/rtr)