1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pilih Politisi Baik untuk 2014

Andy Budiman26 April 2013

KPU baru saja mengeluarkan daftar calon anggota legislatif yang diajukan partai untuk Pemilu. Mulai dari artis hingga koruptor mencalonkan diri. Untuk menepis pesimisme 2014, perlu ada gerakan Pilih Politisi Baik.

https://p.dw.com/p/18Nfd
Foto: James Steid/Fotolia

Bagaimana menyikapi politik hari ini?

Mereka yang murung melihat awan gelap:

Di Banten, dinasti politik menguat. Keluarga gubernur mulai dari suami, anak hingga mantu, maju menjadi calon legislatif.

Mereka yang pesimis, melihat langkah sepuluh menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu II yang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen 2014, sebagai bentuk obsesi atas kekuasaan.

Para pemilih salah satu partai pendukung syariat Islam, bisa jadi terkejut, ketika partainya memasukkan artis “hot“ yang dikenal punya koleksi puluhan tas Hermes, yang harga per buahnya bisa mencapai setengah milyar rupiah, sebagai kandidat untuk duduk di parlemen.

Sementara, para pegiat anti korupsi mengeluh bahwa semakin banyak politisi hitam yang ingin maju ke Senayan.

Sepuluh tahun lalu, sejumlah aktivis menawarkan resep “Kampanye Anti Politisi Busuk”, untuk mencegah para penjahat masuk ke parlemen.

Tapi kampanye model itu kini mulai dipertanyakan.

Pengamat politik Philips Vermonte misalnya, mulai menyerukan perlunya “Kampanye Pilih Politisi Baik”. Alasannya: kampanye anti politisi busuk menjauhkan pemilih dari kotak suara.

Dalam kompetisi politik terbuka, suara baik harus diartikulasikan dalam bentuk dukungan. Golput hanya akan melempangkan jalan bagi pelanggar HAM, koruptor atau mereka yang tak kompeten ke kursi kekuasaan.

Tak ada kesempurnaan dalam demokrasi. Tapi sistem ini menyediakan kesempatan bagi kita pemilih, untuk mendukung kandidat yang paling dekat dengan aspirasi kita.

Apalagi, tak semuanya gelap. Daftar calon legilatif juga menampilkan nama-nama yang menjanjikan: pejuang hak asasi manusia, tokoh pluralis, ekonom, dan aktivis pemberantasan korupsi.

Sama seperti kita, mereka juga tidak sempurna. Tapi paling tidak, mereka adalah pilihan rasional yang tersedia.

Ada ungkapan terkenal: kejahatan seringkali menang karena orang baik tidak berbuat apa-apa.