1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pihak Oposisi Rusia Akan Terus Berjuang

16 Desember 2008

Kelompok oposisi Rusia kini bergabung dan melakukan konfrontasi langsung menghadapi pemerintah di Kremlin. Akhir pekan lalu dibentuk sebuah aliansi baru oposisi yang diberi nama Solidarnost.

https://p.dw.com/p/GHNc
Garry Kasparov ketika berpidato dalam pembentukan aliansi Solidarnost, 13 DesFoto: AP

Aksi protes secara terbuka di Moskow dan St.Petersburg, yang antara lain dimotori mantan juara dunia catur, Garry Kasparov, mengecam apa yang disebutnya negara polisi Rusia, serta maraknya sistem otoriter dari Perdana Menteri Vladimir Putin. Pemerintah bereaksi keras. Sekitar 160 demonstran ditangkap hari Minggu (14/12). Sebagian besar memang telah dibebaskan kembali hari itu juga. Dan mereka kembali ikut serta dalam aksi protes lanjutan hari Senin (15/12).

Aliansi baru oposisi Solidarnost, yang diduga terilhami gerakan serikat buruh Solidarnosc dari Lech Walesa di Polandia menyatakan pantang mundur. Para demonstran menuntut diterapkannya demokrasi di Rusia. Karena itulah pasukan keamanan membubarkan aksi demonstrasi dengan kekerasan, seperti diungkapkan aktivis oposisi Konstantin Makarov: “Mula-mula pasukan keamanan meninju saya. Lalu salah seorang bertanya, kamu tidak suka Putin ya? Saya jawab, saya memang tidak suka. Dia lalu menendang kepala saya.“

Aksi protes aliansi Solidarnost di pusat kota Moskow dan St.Petersburg itu memang tidak mengantungi izin. Sedikitnya 90 demonstran ditangkap di Moskow, demikian keterangan resmi. Tuduhannya, para demonstran melakukan aksi provokasi terhadap polisi. Namun tokoh oposisi dan mantan juara dunia catur, Garry Kasparov, membantah tuduhan pejabat pemerintah itu. Kasparov yang sudah bertahun-tahun mengorganisir aksi serupa, kini mengimbau seluruh kekuatan di Rusia yang kritis terhadap Kremlin untuk bersatu.

Kasparov mengatakan: “Aksi protes di jalanan adalah satu-satunya peluang bagi kami untuk didengar. Bahasa lainnya tidak dimengerti penguasa. Tapi, semakin keras mereka menghadapi kami, maka akan semakin buruk dampaknya bagi seluruh Rusia.“

Kasparov juga menegaskan, di saat krisis keuangan global seperti sekarang ini, ketidakpuasan di kalangan rakyat akan meningkat. Karena itu aliansi oposisi Solidarnost mengharapkan dukungan luas dari warga. Akan tetapi banyak warga Rusia memandang gerakan aliansi oposisi itu dengan skeptis. Bahkan harian terkemuka Rusia, Kommersant, meramalkan aliansi ini akan bubar lagi. Penyebabnya kepentingan masing-masing anggota aliansi amat berbeda bahkan bertolak belakang.

Juga pakar sosiologi Rusia, Alexander Oslon, dari institut penelitian pendapat umum FOM berpendapat serupa. Oslon menyebutkan dalam wawancara dengan harian Wedomosti, ketidak puasan warga terhadap pimpinan Rusia belakangan ini memang meningkat. Akan tetapi potensi protes di kalangan rakyat sangat kecil. Dia mengatakan, jangan membandingkannya dengan potensi aksi protes di Yunani baru-baru ini. Pakar sosiologi Oslon juga menegaskan, di Rusia kelompok oposisi yang dapat terus bertahan, adalah yang bersedia bekerjasama dengan penguasa di Kremlin. (as)