1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peternak Sapi Perah - Jakob Müller

Jakob Müller adalah seorang peternak sapi perah di Chiemsse, Bayern. Cinta Jakob Müller pada alam dan tradisi tani yang berakar kuat dalam dirinya membentuk karakter kepribadiannya.

https://p.dw.com/p/N1Gn

Jam 5:30 pagi. Di luar hari masih gelap, namun Jakob Müller sudah harus bekerja. Peternak sapi dari Alpen yang berusia 49 tahun itu menjemput kawanan sapinya dari padang rumput dan menggiringnya masuk ke dalam kandang. Di gerbang masuk, istrinya Bärbel sudah menunggu dia dan kawanan ternak. "Istri saya ingin memeriksa apakah semua sapi masuk ke tempat yang benar. Setiap hewan mendapat tempat tertentu karena di sana dipasang mesin pemerah.“

Gesichter Deutschlands JaMü Online Porträt 2
Kandang yang bersih serta makanan cukup, layanan yang diberikan Jakob Müller bagi ternaknyaFoto: DW

Setelah Jakob dan Bärbel menggiring sapi-sapi ke tempat yang ditentukan, mereka memberi makan sapi dengan jerami kering. Tanpa henti mereka memberi makan ternak-ternak tersebut dan mengelusnya. Supaya binatang-binatang itu merasa nyaman. Menurut Jakob, dengan itu pekerjaan memerah susu sapi akan jadi lebih gampang.

Jakob Müller lahir dan dibesarkan di peternakan ini. Dan karena itu dia tahu. "Dulu orang tua saya juga sudah mengelolah sebuah peternakan, kini saya mengelolah peternakan dan saya lakukan dengan senang hati. Saya menikmati pekerjaan ini, orang bisa langsung berhubungan dengan makhluk hidup. Orang selalu berada di alam terbuka. Ada perasaan sukses, perasaan puas, kalau melihat seekor anak sapi datang merumput di padang, melihat anak sapi itu sehat dan melonjak-lonjak kian kemari. Itu sesuatu yang sangat indah!"

Pekerjaan yang berat

Namun pekerjaan ini pun berat; bangun jam 5 pagi setiap hari dan bekerja sampai jam 7 malam. Dua kali dalam sehari sapi-sapi itu harus diperah di kandang, lalu kawanan itu kembali digiring ke padang rumput di belakang peternakan. Selain itu Jakob Müller pun harus naik ke lereng gunung, mengecek ternaknya yang merumput di sana.

Gesichter Deutschlands JaMü Online Porträt 3
Sarapan pagi bersama, saat terindah pertama setiap harinyaFoto: DW

Jika pemerasan susu pertama sudah selesai, ada waktu untuk istirahat sejenak. Jakob Müller dan istrinya Bärbel melangkah masuk ke dalam rumah. "Saat terindah pertama setiap hari adalah menikmati sarapan pagi bersama istri saya,“ ujar Jakob selagi istrinya sedang menyiapkan santap pagi. Keduanya hanya beristirahat sebentar karena tugas berikutnya sudah menunggu.

Di padang rumput

Setelah selesai sarapan pagi, Jakob Müller menyiapkan diri untuk pergi ke padang rumput. Dengan traktor dia naik ke pegunungan, ke puncak tertinggi. Lalu dari sana dia berjalan kaki turun melalui jalan setapak yang sempit dan terjal menuju ke lembah padang rumput.

Padang tempat kawanan ternaknya merumput terletak di antara dua puncak gunung, yakni Kampenwand dan Gederer Wand. Puncak tertingginya mencapai 1.600 meter. Di padang rumput ini terdapat cukup makanan: rerumputan hijau dan segar, semak-semak yang tinggi kadar airnya yang tumbuh di areal seluas 17 hektar atau kira-kira sebesar 24 lapangan sepak bola.

Gesichter Deutschlands JaMü Online Porträt 1
Siap berangkat ke padang rumputFoto: DW

Menjelang tengah hari Jakob pulang lagi ke rumah. Persyaratan apa yang dituntut untuk menjadi seorang peternak sapi? "Tentu saja orang harus sanggup bergaul dengan alam dan nadinya harus dialiri darah seorang petani." Begitu tiba kembali di rumah dia segera memulai pemerahan susu tahap kedua.

Masa-masa sulit

Di masa lampau hidup sebagai peternak bukan hanya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Jakob Müller, melainkan ada juga keuntungan finansialnya. Sekarang ini, aspek yang disebut terakhir sama sekali tidak terlihat. Akibat turunnya harga susu yang membawa dampak berat bagi para petani Eropa, situasi finansial Jakob pun berubah drastis. “Harga susu yang rendah telah meninggalkan defisit besar dalam kas keuangan kami. Saat ini saya bekerja dengan gaji nol.” Walaupun begitu pada setiap akhir bulan Jakob bisa bertahan hidup. Ini karena dia menyewakan 3 rumah penginapan dan menyelesaikan tugas-tugas kecil milik petani lain. „Saya berusaha melihat sisi positif dari situasi ini. Harus begitu,“ kata Jakob Müller yang tidak mau menyerah begitu saja pada keadaan.

Carla Fernandes/Samuel Limahekin

Editor: Yuniman Farid