1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perundingan Perdamaian Timur Tengah Dimulai

2 September 2010

Setelah sempat membeku selama lebih dari satu tahun, Pemimpin Israel dan Palestina memulai putaran pertama perundingan perdamaian secara langsung hari Kamis (02/09) di Washington DC, Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/P2zL
Menlu AS Hillary Clinton bersama PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud AbbasFoto: picture-alliance/dpa

Adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton yang menjadi juru penengah perundingan langsung antara Palestina dan Israel tersebut. Dalam perundingan segitiga antara Palestina dan Israel serta menteri luar negeri Amerika Serikat selama 90 menit di Washington DC, Clinton mengatakan bahwa pembicaraan berlangsung panjang dan produktif. Usai perundingan, utusan khusus Amerika Serikat urusan Timur Tengah George Mitchell mengatakan bahwa kedua pihak yang bertikai sepakat untuk melanjutkan perundingan dengan “itikad baik dan keseriusan dalam mencapai tujuan.“ Seperti yang diungkapkan Mitchell, Perdana menteri Israel dan Presiden Palestina sama-sama mengecam „semua bentuk kekerasan terhadap warga sipil dan bertekad untuk bekerja sama menjaga keamanan.“

Menjelang dimulainya perundingan pertama setelah sempat tertunda selama hampir dua tahun itu, pemimpin Israel, Palestina dan menteri luar negeri Amerika Serikat memberikan pernyataan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menekankan bahwa perdamaian sejati hanya bisa dicapai dengan kesepakatan kedua belah pihak. "Bersama kita dapat membawa rakyat kita menuju masa depan yang bersejarah bagaimana kita bisa mengakhiri konflik. Saat ini, semuanya tidak akan berlangsung dengan mudah. Perdamaian yang berkesinambungan hanya bisa dicapai hanya dengan kompromi bersama dan menyakitkan dari kedua pihak, dari pihak Israel dan Palestina. Pihak saya dan pihak Anda.“

Selain itu Netanyahu mengatakan bahwa setiap kesepakatan mengenai perdamaian harus mempertimbangkan keamanan Israel. "Presiden Abbas, saya sadar betul dan sangat menghargai keinginan rakyat Anda akan kedaulatan. Saya juga yakin bahwa mungkin ini juga sesuai dengan kebutuhan Israel akan keamanan. Ini merupakan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengakhiri konflik berkepanjangan ini.“ Netanyahu juga mengimbau warga Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi.

Sementara itu Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di kawasan Palestina, mengakhiri pendudukan Israel yang sudah berlangsung sejak tahun 1967, ruang gerak lebih luas bagi warga Palestina dengan menghapuskan pos pemeriksaan, dan mengakhiri embargo bagi Jalur Gaza. Lebih lanjut Abbas mengatakan: "Kami akan melakukan semua upaya secara keras dan tanpa kenal lelah untuk mencapai kesepakatan perdamaian yang menyangkut semua masalah. Mengenai status Yerusalem, pengungsi, pemukiman, keamanan perbatasan, jaminan air bersih dan pembebasan semua warga kami yang ditahan.“

Perundingan langsung antara Palestina dan Israel ini akhirnya dilakukan setelah selama 18 bulan terakhir sempat terhenti. Ketika Barack Obama naik jabatan sebagai presiden Amerika Serikat, salah satu tekadnya adalah melanjutkan proses perundingan itu Sehari sebelumnya, Presiden Obama bertemu dengan Netanyahu dan Abbas secara terpisah dan mendesak keduanya untuk bergerak cepat menyelesaikan masalah. "Seperti yang saya katakan pada keduanya hari ini, ini merupakan kesempatan yang tidak akan datang lagi dalam waktu dekat. Mereka tidak boleh melepaskan kesempatan itu. Ini merupakan saat bagi para pemimpin untuk berani dan memiliki visi untuk mengantarkan perdamaian yang patut diperoleh rakyat mereka.“

Perundingan langsung antara Palestina dan Israel tersebut rencananya akan dilanjutkan pada tanggal 14 dan 15 September mendatang dan sepakat akan menyelesaikan semua permasalahan dalam satu tahun ini.

Luky Setyarini / dpa / afp

Editor : Vidi Legowo-Zipperer