1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perubahan Iklim Picu Potensi Konflik

20 Oktober 2011

Perubahan iklim global akan berdampak pada menyusutnya sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar. Akibatnya akan muncul konflik dan instabilitas politik secara luas.

https://p.dw.com/p/12vwT
Frankreich | Hitzewelle
Foto: Getty Images/AFP/P. Huguen

Tema perubahan iklim, dalam perdebatan di tatanan nasional maupun internasional, sampai saat ini terutama menjadi pokok bahasan kementrian lingkungan. Akan tetapi, semakin banyak diperoleh pemahaman mengenai perubahan iklim, makin terbuka wawasan, bahwa tema perubahan iklim tidak terbatas pada aspek lingkungan saja.

Laksamana Neil Morisetti, petugas khusus pemerintah Inggris untuk iklim dan keamanan energi, mengungkapkan masalah keamanan dan stabilitas yang akan muncul sebagai dampak perubahan iklim global.

Porträt Rear Admiral Neil Morisetti
Laksamana laut Neil MorisettiFoto: DW/Helle Jeppesen

 “Saya pikir, kita semakin menyadari bahwa perubahan iklim tidak hanya berdampak bagi lingkungan dan sosial ekonomi. Melainkan juga potensi risiko bagi stabilitas global dan kepentingan nasional. Saya tidak mengatakan, ini akan langsung memicu konflik. Tapi perubahan iklim akan meningkatkan tekanan terhadap negara-negara, yang saat ini sudah menghadapi masalah kesehatan, energi, kelangkaan air bersih serta tantangan demografis,“ ujar perwira tinggi angkatan laut Inggris itu.

Perebutan sumber daya

Semakin menipisnya sumber daya alam, akan meningkatkan potensi konflik global, demikian ujar perwira angkatan laut Inggris itu. Jika bahan pangan semakin langka, akibat bencana kekeringan, banjir atau fenomena cuaca ekstrim lainnya, dampaknya perang untuk memperebutkan kebutuhan mendasar ini, akan memicu instabilitas politik di seluruh kawasan bersangkutan.

Überflutung in Pakistan
Banjir besar seperti yang melanda Pakistan akan semakin sering terjadi.Foto: DW

Masalah ini tidak hanya melanda negara-negara termiskin di dunia. Melainkan juga akan menerpa semua negara di dunia yang semakin mengglobal ini. Perwira angkatan laut Inggris itu menegaskan, potensi konflik akan terkonsentrasi di semua benua, terutama di sepanjang katulistiwa.

Morisetti memperingatkan : “Salah satu tantangan terbesarnya adalah, jalur perdagangan juga melewati katulistiwa. Khususnya energi dan juga semua komoditi, yang diangkut ke seluruh dunia, mengikuti jalur perdagangan ini. Jika negara-negara di kawasan itu tidak stabil dan goyah, hal itu akan berdampak pada perdagangan global, dan berarti bagi kita semua.“

Tema serius politisi puncak

Para pakar dari panel internasional mengenai perubahan iklim-IPCC, juga memperingatkan gambaran kelam yang serupa, jika pemanasan global tidak berhasil diredam pada batasan maksimal dua derajat Celsius. Karena fenomena cuaca ekstrim di kawasan sepanjang katulistiwa, akan semakin sering terjadi. Ditandai dengan kekeringan atau banjir ekstrim dan gagal panen. Dalam waktu bersamaan, naiknya permukaan air laut akan menenggelamkan kota-kota metropolitan berpenduduk jutaan orang. Dampaknya jutaan orang akan menjadi pengungsi yang kelaparan atau bahkan mati kelaparan.

Karena itulah perubahan iklim, kini harus menjadi tema bahasan di tingkat politisi puncak. Jika militer seperti laksamana Moretti sudah berbicara, artinya tema ini amat serius. Namun para pakar juga memperingatkan, perdebatan di tatanan internasional jangan terlalu terfokus pada kepentingan militer. Melainkan perdebatan yang spektrumnya cukup luas. Karena semua pakar lintas disiplin keilmuan juga sudah menyadari, perubahan iklim akan mempengaruhi kehidupan semua orang di seluruh dunia.

Helle Jeppesen /Agus Setiawan,

Editor : Dyan Kostermans