1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Oposisi Suriah Berakhir Kacau

4 Juli 2012

Presiden Assad bisa merasa gembira. Oposisi Suriah yang selama ini terpecah memberi bukti baru kepada lawan dan pendukungnya seputar perpecahan ini. Pertemuan di Kairo berakhir dengan rusuh.

https://p.dw.com/p/15QsP
Exiled Syrian opposition figures meet in New Cairo, Egypt, Tuesday, July 3, 2012. The Arab League chief urged exiled Syrian opposition figures to unite at a meeting as a new Western effort to force President Bashar Assad from power faltered.(Foto:Amr Nabil/AP/dapd) mehr // Eingestellt von wa
Foto: dapd

Dari ibukota Mesir, wartawan melaporkan anggota delegasi saling baku pukul dan mencaci-maki, sampai perempuan di ruang pertemuan menangis. Karyawan hotel tempat pertemuan itu berlangsung segera mengamankan kursi dan meja, ketika penentang Presiden Assad yang marah saling menyerang.

Pemicu kerusuhan itu adalah keputusan kelompok Kurdi Suriah meninggalkan pertemuan tersebut. Wakil kelompok etnis minoritas memutuskan untuk pergi, karena konferensi itu tidak mengakui status mereka. Demikian dikatakan Abdel Asis Othman dari Dewan Nasional Kurdi. „Ini sungguh menyedihkan dan akan memiliki dampak negatif bagi seluruh partai“, kata seorang wakil oposisi Gawad al Chatib (27).

Members of Syria's opposition attend a Syrian opposition conference in Cairo July 2, 2012. Members of Syria's opposition and Arab and other foreign ministers begin a two-day conference in Cairo. REUTERS/Asmaa Waguih (EGYPT - Tags: POLITICS CIVIL UNREST)
Konferensi oposisi Suriah di KairoFoto: Reuters

Hanya dua dokumen yang abstrak

Pada akhir pertemuan dua hari (03/07 -04/07) sekitar 250 tokoh oposisi hanya merumuskan dua dokumen yang abstrak. Satu dokumen ditujukan untuk pihak oposisi berupa rancangan fase transisi, dokumen lainnya mendefinisi prinsip-prinsip dasar untuk era pasca Assad. Meskipun segala perbedaaan yang ada, oposisi Suriah yang terpecah sepakat bahwa langkah baru hanya memungkinkan dengan mundurnya Presiden Bashar al-Assad. Solusi politis konflik di Suriah harus dimulai dengan mundurnya Assad. Demikian bunyi komunike akhir pertemuan di Kairo, Rabu (04/07). Sekaligus oposisi Suriah dalam pertemuan itu menyatakan dukungannya bagi kelompok oposisi Militer Pembebasan Suriah (FSA).

Karena oposisi Suriah selama ini tidak berhasil memadukan berbagai kelompok etnis dan religius di bawah satu pimpinan, mereka masih berjuang untuk memperoleh pengakuan internasional. Perpecahan oposisi Suriah dipandang sebagai salah satu alasan mengapa meskipun protes berkepanjangan sejak 16 bulan, Assad masih dapat bertahan lebih lama sebagai kepala negara dibanding pimpinan negara lainnya di kawasan tersebut.

DK/dpa/rtr