1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Jokowi-Prabowo Sejukan Suasana

19 Oktober 2014

Jelang pelantikan presiden baru, Indonesia dikejutkan oleh pertemuan Jokowi dan Prabowo. Dalam pertemuan itu, Prabowo ajak pendukungnya bersatu dukung pemerintahan baru.

https://p.dw.com/p/1DWz0
Foto: Reuters/Beawiharta

Untuk pertama kalinya sejak pemilu presiden yang berlangsung sengit, Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas kemenangan Joko Widodo dan berjanji untuk mendukung pemerintahannya selama kebijakannya sejalan dengan "kepentingan bangsa dan rakyat."

Sebelumnya, dicemaskan koalisi yang mengendalikan suara mayoritas di parlemen akan menimbulkan kesulitan bagi pemerintahan Jokowi, bahkan ancaman impeachment. Padahal Jokowi membutuhkan dukungan untuk menerapkan kebijakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Asia Tenggara.

Joko Widodo terpilih menjadi pemimpin pertama di Indonesia yang berasal dari luar kalangan militer dan oligarki, sejak kejatuhan pemerintahan diktator Suharto tahun 1998. Mantan eksportir mebel ini berhasil mengalahkan saingannya, mantan jenderal dan menantu Suharto, Prabowo Subianto.

Ketika kalah dalam pemilu, Prabowo dan pendukungnya tak tinggal diam atas kekalahan mereka. Gugatan hasil pemilu dibawa ke Mahkamah Konstitusi, yang berujung pada penolakan MK atas gugatan tersebut. Namun pertempuran antara kubu dari barisan yang dipimpin mantan menantu Soeharto dengan pemimpin baru yang menjanjikan pemerintahan bebas korupsi, tak usai sampai di situ. Prabowo yang didukung oleh koalisi besar mengendalikan potensi suara mayoritasnya di parlemen untuk mengendalikan DPR dan MPR.

Ancaman kemunduran

Ketika itu, para pengamat menganalisa Koalisi Merah Putih yang merupakan pendukung Prabowo bukan hanya berencana memblokir reformasi Jokowi, namun juga memiliki agenda yang mengancam konstitusi, termasuk mengembalikan pemilu presiden menjadi pemilu tidak langsung. Dekan perguruan tinggi Universitas Pelita Harapan, Alexius Jemadu menggambarkan perkembangan politik baru-baru ini sebagai "tanda yang mengkhawatirkan". "Ini adalah kemunduran bagi demokrasi Indonesia," katanya.

Koalisi Prabowo yang mengontrol lebih dari setengah dari kursi parlemen membuat serangan pertama di pemimpin yang masuk dengan suara kejutan akhir bulan lalu untuk menghapuskan pemilihan langsung pemimpin lokal sepertii zaman pemerintahan Suharto. Padahal pemilu lokal dengan pemilihan langsung oleh rakyat, telah menghasilkan generasi baru pemimpin. Yang paling terkenal adalah Jokowi sendiri, yang memulai karir politiknya sebagai walikota yang dipilih secara langsung.

Pendukung Prabowo disinyalir "ingin mencegah kemunculan pemimpin yang bukan dari kalangan oligarki atau militer seperti seperti Jokowi ", ujar Yohanes Sulaiman, pakar politik dari Universitas Pertahanan Indonesia. Ditambahkannya, "Jokowi awalnya bukan siapa-siapa, dia bukan orang kaya, namun akhirnya sanggup mematahkan kekuatan kaum elit."


Seminggu setelah kekalahan kubu Jokowi dalam mengusung kebijakan pemilu lokal yang dipilih langsung, Koalisi Merah Putih memperketat cengkeramannya di gedung legislatif dengan menguasai posisi kunci di DPR yng kemudian disusul dengan posisi kunci di MPR.

Kebijakan tak populer yang butuh dukungan

Kini presiden Indonesia yang dilantik Senin, 20 Oktober 2014, berencana menaikkan subsidi harga bensin dan solar dalam upaya untuk menurunkan anggaran defisit dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara, demikian disampaikan seorang penasihat Jokowi pada kantor berita Reuters. Kebijakan tidak populer itu dicemaskan akan mengalami hambatan. Namun pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo diharapkan mengurangi kekhawatiran itu.

Dalam waktu singkat, Jokowi harus mengatasi segera masalah fiskal di Indonesia. Penasihat Jokowi mengatakan, pengurangan subsidi BBM merupakan langkah yang menyelamatkan anggaran hampir 13 miliar dollar AS tahun depan. "Aman jika pemerintah cenderung untuk melakukannya dalam pertama dua minggu menjabat," ujar penasihat yang meminta namanya tak disebutkan.

Uang yang dihemat akan dialihkan ke pengeluaran untuk infrastruktur, pertanian, pendidikan, dan kesehatan proyek. Untuk mengimbangi kenaikan harga bahan bakar, Jokowi berencana untuk menyediakan bantuan bagi keluarga-keluarga miskin senilai 300.000 rupiah per kuartal sampai kuartal pertama 2016. Kenaikan harga BBM akan membantu meringankan transaksi berjalan defisit hingga di bawah 2,9 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2015 dari proyeksi 3,2 persen tahun ini.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini akan membutuhkan dukungan di masa depan saat membuat keputusan sulit. Namun dia telah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Prabowo. Pertemuan mereka pada hari Jumat (17/10) lalu dianggap meredakan ketegangan. "Tujuan kami adalah sama ... Semuanya akan dilakukan untuk kebaikan bangsa, " tandas Jokowi.

ap/rtr/afp/ap(ap/hp)