1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertempuran Rebutkan Kota Kelahiran Gaddafi, Sirte

26 Agustus 2011

Pemberontak Libya hendak paksa pasukan pemerintah untuk menyerah di kota Sirte. Jet tempur NATO mendukung upaya pemberontak. Sementara pertempuran masih berlangsung memperebutkan bandara Tripoli.

https://p.dw.com/p/12OVA
Libyan rebel fighters hug on Green Square after Friday Muslim prayer in Tripoli, Libya, Friday, Aug. 26, 2011. British warplanes struck a large bunker Friday in Moammar Gadhafi's hometown of Sirte, his largest remaining stronghold, as NATO turned its attention to loyalist forces battling advancing Libyan rebels in the area.(Foto:Francois Mori/AP/dapd)
Pemberontak LibyaFoto: dapd

Pasukan pemberontak Libya hari Jumat (26/8) bergerak memasuki kota kelahiran penguasa negeri itu, Muammar Gaddafi. Kota Sirte terletak sekitar 400 kilometer sebelah timur Tripoli. Pemberontak memperhitungkan akan terjadi perlawanan sengit dari pasukan pro-pemerintah dan pasukan kesukuan. Seorang jurubicara pemberontak mengatakan, di balik pertempuran mereka juga mengupayakan agar pasukan Gaddafi menyerah guna menghindari pertumpahan darah seperti yang terjadi di Tripoli. Mereka mengimbau warga Sirte, untuk menerima perubahan di Libya secara damai.  Dewan Transisi Libya sebelumnya menjanjikan tidak akan menghukum semua tentara dan relawan yang bertempur untuk Gaddafi, bila mereka meletakkan senjata. Pembalasan dendam tidak akan dilaksanakan.

Pesawat-pesawat tempur Inggris hari Jumat juga melancarkan serangan terhadap fasilitas militer di sekitar Sirte. Sejumlah roket ditembakkan ke sebuah bunker besar di markas besar pasukan pemerintah, ujar seorang jurubicara angkatan udara Inggris, Mayjen Nick Pope. Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox mengungkapkan di London, pendukung Gaddafi masih berada di Sirte untuk terus melancarkan perang terhadap rakyat Libya. Selain itu jet-jet tempur NATO menurut keterangan sendiri melancarkan serangan atas 29 kendaraan di dekat Sirte. NNATO menyatakan, kendaraan yang menjadi target mengangkut senjata.

Sementara jalan-jalan di Tripoli relatif tenang, pertempuran memperebutkan bandar udara Tripoli berlanjut. Sebagian besar kawasan bandara dikuasai oleh pemberontak. Demikian dinyatakan komandan pemberontak Sathi Shneibi. Namun, dari sebuah pangkalan di bawah komando putra Gaddafi Chamis, bandara masih ditembaki dengan granat.

Dalam sebuah pernyataan NATO mengumumkan bahwa pesawat-pesawat tempur aliansi militer ini kembali melakukan seranngan atas posisi penangkis udara di dekat Tripoli. Warga Tripoli mengatakan bahwa NATO melakukan pengeboman pada malam hari. Sedangkan nasib Gaddafi dan keberadaannya masih belum juga diketahui. Serdadu khusus pemberontak kini mencari Gaddafi, ujar seorang perwira pemberontak, Hisham Buhagiar. Gaddafi dicari di semua kawasan Tripolis. Pemberontak menyediakan uang hadiah dua juta dollar bagi orang yang menemukannya.

Naima El Moussaoui(afp,dapd,dpa,rtr)/Christa Saloh-Foerster

Editor: Carissa Paramita