1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220311 Libyen Krieg

22 Maret 2011

Walaupun terus digempur serangan udara koalisi barat, pertempuran antara tentara pro Muammar al Gaddafi melawan pemberontak terus berlanjut.

https://p.dw.com/p/10fKd
Anggota pemberontak berjaga di garis depan kota Ajdabiya di selatan BenghaziFoto: AP

Pasukan koalisi Barat melanjutkan serangan udara hari ke tiga ke Libya. Menurut keterangan Amerika Serikat, pasukan koalisi kembali menembakkan peluru kendali ke berbagai sasaran. Senin (21/03) malam di ibukota Libya, Tripoli,, terdengar suara ledakan dan tembakan penangkis serangan udara. Padahal sebelumnya Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan, penangkis serangan udara Libya praktis sudah dilumpuhkan.

Serangan koalisi Barat ke Libya terutama diarahkan ke pangkalan angkatan laut dan lapangan terbang militer. Seorang juru bicara pemerintah Libya mengatakan, bom dan roket mengenai sasaran di kota-kota Tripoli, Misrata, Al Zawiya, Sirte dan Sebha. Juga disebutkan jatuhnya korban warga sipil. Namun sejauh ini tidak ada laporan independen.

Pasukan yang setia kepada penguasa Libya Muammar al Gaddafi pada hari Senin (21/03), juga melanjutkan gempurannya ke kota-kota yang dikuasai pemberontak. Pertempuran paling sengit dilaporkan terjadi di kota Misrata di barat Libya. Jalur pemasokan logistik ke kota tersebut sejak seminggu ini terputus. Panser yang dilindungi warga yang dipaksa menjadi perisai manusia, dilaporkan terus mendesak ke Misrata. Sejumlah tentara dan tentara bayaran Gaddafi diperkirakan berhasil memasuki kota.

Seorang saksi mata menuturkan, "Di atap bangunan di pusat kota bersembunyi penembak jitu. Mereka menembaki apapun yang bergerak, dan memaksa warga berkumpul di jalan utama, untuk merayakan kemenangan Gaddafi. Jalan utama itu merupakan satu-satunya jalan yang dikuasai pendukung Gaddafi."

Hari Senin (21/03), pasukan Gaddafi juga terus menggempur kota Zintan di barat daya Tripoli. Tapi diduga kelompok pemberontak berhasil mempertahankan kota ini. Seorang juru bicara pemberontak mengatakan, "Kota terus ditembaki, juga rumah-rumah dan mesjid. Tapi pemberontak berhasil menangkis serangan dan menangkap sejumlah perwira tentara Gaddafi. Akan tetapi pasukan Gaddafi terus mengepung kota. Amat banyak tentara berada sekitar 40 km di selatan kota."

Sebaliknya di kota Benghazi di timur laut Libya, yang merupakan kubu utama pemberontak, pasukan koalisi untuk sementara berhasil mengalahkan tentara Gaddafi. Di selatan kota, terlihat sejumlah panser dan truk militer yang terbakar. Dalam pertempuran di kota Benghazi beberapa hari terakhir, juga dilaporkan sejumlah orang tewas.

Sementara ini sengketa di kalangan anggota NATO terus berkobar. Turki mengritik sikap Perancis yang mengklaim sebagai komandan misi militer mengawal zona larangan terbang di Libya. Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menuntut agar PBB yang memimpin misi di Libya. Cina, yang anggota tetap Dewan Keamanan, menuntut segera dihentikannya pertempuran di Libya. Juru bicara Kementrian Luar Negeri di Beijing, Jiang Yu, mengatakan hari Selasa (22/03), Cina menolak penggunaan kekerasan militer, yang akan menyebabkan jatuhnya korban warga sipil dan memicu krisis humaniter.

Saat ini Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates sudah tiba di ibukota Rusia, Moskow, untuk membahas tema Libya bersama Presiden Rusia Dmitri Medevedev dan Perdana Menteri Vladimir Putin. Moskow sebelumnya mengritik dilancarkannya serangan militer koalisi Barat ke Libya.

Uwe Lueb/Agus Setiawan/dpa/rtr/afp

Editor: Dyan Kostermans