1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

021009 UN Afghanistan

2 Oktober 2009

Tercatat ada lebih dari 3.000 pengaduan tentang kecurangan dalam pemilihan presiden Afghanistan, bulan Agustus. Besarnya kecurangan ini menyebabkan perpecahan dalam kepemimpinan misi PBB di Afghanistan

https://p.dw.com/p/JwIJ
Peter GalbraithFoto: AP

Perpecahan ini diketahui umum setelah Sekertaris jendral Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon,, hari Rabu (30/09), memecat Peter Galbraith, yang merupakan wakil Kai Eide, kepala misi.

Galbraith menuduh PBB gagal mengungkap kecurangan tersebut. Kai Eide mengakui adanya kecurangan namun mengatakan, bukan mandat PBB untuk campur tangan masalah itu. Namun Galbraith, yang dikenal suka bicara terus terang berpendapat lain.

"Menurut pandangan saya, PBB punya mandat untuk mendukung pemilu yang bebas, adil dan transparan. Dan itu membebani kita dengan kewajiban untuk mengangkat masalah kecurangan“, kata Galbraith pada BBC, Kamis (01/10).

Penanganan terhadap banyaknya bukti manipulasi besar-besaran dan kecurangan secara terbuka dalam pemilihan prsiden dan pemilu daerah Agustus lalu, menurut Galbraith menyulut perbedaan pendapat mendalam dengan kepala misi PBB di Kabul, Kai Eide.

"Ia tidak ingin staf PBB membicarakan masalah itu. Ia juga tidak ingin kami mendiskusikan masalah seperti keikutsertaan pemilih dengan para dutabesar di Kabul. Karena kami tahu tingkat partisipasi pemilih rendah sekali di provinsi-provinsi selatan, padahal jumlah suara dilaporkan sangat tinggi di sana. Ketika bukti-bukti tidak bisa lagi diabaikan, Eide akhirnya angkat bicara tetapi ia bersikeras mengecilkannya“, kata Peter Galbraith.

Ddiplomat Amerika serikat itu mengatakan, ia melihat sendiri banyaknya bukti kecurangan dalam pemilu 20 Agustus dan ingin menyampaikannya pada Komisi Pengawas Pemilu, ECC, badan yang didukung PBB. Tetapi Kai Eide, diplomat asal Norwegia, tidak mau informasi tersebut disebarluaskan.

Pada fase-fase terpenting dalam pemilu, Kepala misi PBB di Afghanistan Kai Eide mencegah wakilnya dan staf lain mengambil tindakan yang membatasi kecurangan atau menggerakkan aparat pemerintah Afghnistan agar lebih efektif dalam mencegah kecurangan. Kai Eide, kata Peter Galbraith, memihak Presiden Hamid Karzai. Ini soal prinsip, kata Galbraith yang mengaku terkejut dan kuatir atas pemecatan terhadap dirinya.

"Adalah isyarat yang mengerikan, jika PBB memberhentikan perwakilannya karena orang itu prihatin terhadap kecurangan dalam pemilu yang disponsori dan didanai PBB“, tambah Galbraith.

Pemantau Pemilu UE mengatakan dua pekan lalu, sekitar 1/4 dari total 5,6 juta suara, mencurigakan. Dan sekitar 1,1 juta suara yang mencurigakan itu diberikan untuk Hamid Karzai, presiden saat ini.

Hingga kini Komisi Pengawas Pemilu Afghanistan masih menyelidiki tuduhan kecurangan. Hasilnya akan diumumkan sesegera mungkin, apakah Karzai memang menang mutlak, atau perlu dilakukan pemilu penentuan bulan Oktober. Persoalan lainnya, musim dingin hampir tiba dan mungkin merintangi komisi melakukan pemilu putaran kedua.

Sabina Matthay/ Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk