1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Perlukah Jerman Wajibkan Uji Layak Mengemudi bagi Lansia?

12 April 2024

Banyak negara di Eropa dan seluruh dunia menguji kemampuan mengemudi para lansia secara rutin. Bagaimana dengan di Jerman?

https://p.dw.com/p/4ehPC
Uji Kelayakan Mengemudi bagi lansia di Köln, Jerman
Uji Kelayakan Mengemudi bagi lansia di Köln, JermanFoto: Oliver Pieper/DW

Selama lebih dari lima dekade duduk di belakang kemudi, Peter Mecking belum pernah menyebabkan satu kecelakaan pun. Pria berusia 70 tahun itu lalu mendaftar untuk menjalani apa yang disebut Uji Kelayakan Mengemudi. Dia berkeliling kota Köln selama 45 menit dengan mengendarai Cupra merahnya dan diawasi dengan ketat oleh instruktur mengemudi Dominik Wirtz.

Bagi Mecking yang masih berkendara sekitar 100 kilometer setiap hari, tes ini adalah hal yang biasa. "Saya melakukan ini karena akan tiba saatnya Anda harus berhenti mengemudi karena performa mental dan fisik Anda. Dan jika mendapat saran bahwa lebih baik tidak lagi mengemudi, saya akan menerimanya. Saya berisiko membahayakan diri sendiri dan orang lain."

Instruktur mengemudi Wirtz pun menavigasi pengemudi senior itu melewati kota besar dan akhirnya menuju jalan raya. Apakah Mecking mematuhi kecepatan, jalur, dan jarak aman yang ditentukan? Apakah dia selalu memperhatikan aturan prioritas kanan-sebelum-kiri? Dan apakah dia selalu memperhatikan banyaknya pengendara sepeda, skuter listrik, dan pejalan kaki?

Jutaan lansia di Jerman masih rutin mengemudi

Mecking mengemudi dengan percaya diri selama 45 menit dan mendapat pujian tinggi dari Wirtz. Sekitar sepuluh juta orang di Jerman berusia di atas 65 tahun dan masih memiliki SIM. Semakin banyak lansia yang mengikuti uji kelayakan mengemudi seperti ini untuk mengetes kemampuan mengemudi mereka. Pelatih seperti Wirtz hanya bisa mengeluarkan rekomendasi dan bukan larangan mengemudi.

"Saat ini saya melakukan dua tes mengemudi oleh warga lansia dalam seminggu, tapi tentu saja hanya mereka yang berpikiran terbuka dan terbuka terhadap kritik yang mau melakukannya. Saya memberi tahu sebagian besar dari mereka bahwa mereka dapat terus mengemudi. Masalahnya adalah mereka yang tidak datang.."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Di Jerman, perdebatan tentang wajibnya tes kelayakan bagi lansia untuk mengemudi benar-benar mendapatkan momentumnya sejak seorang pria berusia 83 tahun baru-baru ini melewati kemacetan lalu lintas di jalur sepeda di Berlin. Dia menyebabkan kecelakaan serius yang menewaskan seorang ibu dan anaknya yang berusia empat tahun.

Dominik Wirtz juga sesekali menyarankan warga senior agar mereka tidak lagi mengemudi. Masalah dengan orang lanjut usia adalah bahwa mereka harus selalu mengawasi semua lalu lintas, berkonsentrasi, atau dapat bereaksi dengan cepat.

Instruktur mengemudi Dominik Wirtz (kiri) dan Peter Mecking
Instruktur mengemudi Dominik Wirtz (kiri) dan Peter MeckingFoto: Oliver Pieper/DW

Komisi Uni Eropa baru-baru ini mengusulkan agar pengemudi berusia lanjut menjalani tes kesehatan. Sarannya: Siapa pun yang berusia minimal 70 tahun wajib menjalani tes pendengaran dan penglihatan setiap lima tahun. Namun Parlemen Uni Eropa di Strasbourg menolak gagasan ini pada akhir bulan Februari. Keputusan tentang hal ini sekarang berada di tangan negara-negara anggota. Jerman khususnya menentang hal tersebut.

Pemeriksaan kesehatan menjadi standar di Eropa

Namun, posisi Jerman ini dinilai mengherankan bagi banyak negara lain di Eropa. Pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi lanjut usia telah lama dilakukan di 14 negara Uni Eropa. Di Spanyol, tes kesehatan diwajibkan sejak usia 65 tahun dan kemudian setiap lima tahun. Di Republik Ceko, warga berusia 60 tahun sudah diwajibkan melakukan hal tersebut. Orang Portugis harus menemui dokter pada usia 50 tahun.

Italia, sebagai negara pencinta mobil, juga melakukan pemeriksaan ketat terhadap penduduk lanjut usia. Di sana, warga lansia yang berusia di bawah 50 tahun harus diperiksa setiap sepuluh tahun. Setelah itu, perpanjangan berlaku setiap lima tahun sekali, mulai usia 70 tahun setiap tiga tahun, dan mulai usia 80 tahun bahkan setiap dua tahun sekali. Mereka yang berusia di atas 80 tahun juga harus memberikan surat keterangan medis dan membuktikan bahwa mereka tidak menderita diabetes atau penyakit jantung.

Benarkah lansia jarang sebabkan kecelakaan?

Kementerian Transportasi Federal dan ADAC (klub lalu lintas terbesar di Eropa) menunjukkan pengalaman berkendara yang lebih baik di kalangan lansia, menurut data Kantor Statistik Federal pada tahun 2022. Menurut data ini, 77,700 orang berusia 65 tahun ke atas terlibat dalam kecelakaan dengan cedera tunggal. Jumlah ini setara dengan 15 persen dari seluruh orang yang terlibat dalam suatu kecelakaan. 

Jadi, bukankah risiko kecelakaan oleh lansia di jalanan relatif kecil? Analisis oleh Kantor Statistik Federal justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Jika pengemudi berusia di atas 75 tahun terlibat dalam suatu kecelakaan, merekalah penyebab utama dalam hampir 77 persen kasus kecelakaan. Itu bahkan lebih sering terjadi dibandingkan pengemudi pemula berusia 18 hingga 20 tahun.

Jerman wajibkan uji layak mengemudi bagi lansia?

Jelas bahwa lansia menganggap hilangnya surat izin mengemudi sebagai titik balik, hilangnya otonomi dan kendali, serta pembatasan yang signifikan terhadap mobilitas mereka.

Namun Kirstin Zeidler, kepala penelitian kecelakaan di sebuah perusahaan asuransi, menyarankan agar lansia di atas 75 tahun wajib melakukan uji kelayakan mengemudi selama 45 menit sebagai apa yang disebut perjalanan umpan balik. 

"Perjalanan umpan balik ini bukan tentang ingin mencabut SIM seseorang. Sebaliknya, ini tentang menjaga mobilitas dan dapat mengemudi selama mungkin. Dan dengan informasi tentang di mana dan bagaimana caranya tanpa membahayakan orang lain atau diri Anda sendiri."

Misalnya, instruktur mengemudi akan menyarankan para warga senior untuk tidak lagi mengemudi di malam hari, pada jam sibuk, atau bahkan di kota-kota besar. Sebaliknya, batasi diri pada rute yang biasa Anda kunjungi, ke dokter, apotek, atau bahkan supermarket.

"Pemeriksaan kesehatan medis yang ada di negara lain dilakukan di ruang praktik dokter. Menurut kami, ini adalah cara yang salah," ujarnya. Masalah yang muncul bukan pada kemampuan fisik mengemudi, melainkan pada kemampuan kognitif yang semakin berkurang. "Identifikasi situasi, putuskan dengan cepat, dan bertindak. Kita perlu memeriksa keterampilan mengemudi dan perilaku saat berlalu lintas," menurut Zeidler.

ae/hp

Oliver Pieper
Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.