1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Ancaman Teror di Eropa

4 Oktober 2010

AS mengeluarkan peringatan kemungkinan terjadinya serangan teror di sejumlah negara Eropa. Apakah ini merupakan sikap berlebihan AS atau memang kekuatiran yang beralasan?

https://p.dw.com/p/PUp3
Pemerintah AS memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke monumen nasional di EropaFoto: AP

Harian Inggris Independent yang terbit di London kritis mengomentari peringatan kemungkinan terjadinya serangan teror di Eropa. Selanjutnya harian ini menulis:

"Andai Dinas Rahasia memiliki petunjuk yang jelas bahwa ada ancaman konkret terhadap warga AS, maka peluncuran peringatan ini masih masuk akal. Tapi peringatan yang bersifat umum ini hanya menimbulkan kesan bahwa seluruh Eropa tidak aman. Dan yang membuat peringatan AS ini terasa lebih hambar lagi adalah kurangnya rasa solidaritas dari peringatan ancaman ini. Di negeri Paman Sam serangan teror juga mengancam di mana-mana, lihat saja serangan yang berhasil digagalkan di Times Square bulan Mei lalu. AS pasti akan jengkel seandainya negara Eropa mengeluarkan larangan bepergian ke Amerika. Ancaman teror sudah menjadi faktor tetap dalam dunia kita. Larangan bepergian yang tidak jelas dan terkesan histeris hanya mempertajam ketakutan dan mendukung para teroris."

Harian Austria Die Presse yang berhaluan konservatif berpendapat:

"Petunjuk bahwa Al Qaida mempersiapkan serangan teror terus bertambah. Tapi kita harus menyadari bahwa peringatan seperti ini juga menguntungkan bagi aparat keamanan tertentu di AS. Mereka makin lantang menuntut agar negara Eropa memberikan akses pada data-data warganya. Peringatan teror merupakan dampak susulan yang mendukung tuntutan ini. Eropa seperti ditelanjangi. Dan sekarang Eropa bahkan lebih mudah diserang. Tak hanya oleh teroris tapi juga oleh tangan panjang pemerintah."

Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma menulis:

"Mister Smith kembali berperang - kali ini bersenjata koper wisatawan dan berbekal ketakutan. Sembilan tahun setelah presiden AS saat itu George W. Bush menyerukan perang terhadap terorisme, Presiden Barack Obama kembali mengingatkan bahwa Eropa merupakan ajang bagi aksi kekerasan. Lalu, siapa yang keluar sebagai sebagai pemenang, satu dasawarsa setelah serangan teror 11 September? Yang jelas bukan Mr. dan Mrs. Smith, dan juga bukan wisatawan AS. Tapi para dalang di balik aksi kekerasan yang senang mendengar bahwa pasca dikeluarkannya peringatan ancaman terorisme jumlah pesanan wisata warga AS ke benua Eropa turun sampai 16 persen. Perang untuk mengalahkan ketakutan terus berlanjut, tapi tampaknya rasa takut yang saat ini berada di atas angin."

Harian Hungaria Nepszava berpendapat beda. Surat kabar berhaluan kiri yang terbit di Budapest ini berpendapat, lebih baik merasa takut daripada menyesal belakangan. Selanjutnya harian ini menulis:

"Yang paling rawan mungkin Perancis yang baru saja meluncurkan larangan menggunakan busana Muslim yang menutupi seluruh wajah. Paris bisa menjadi sasaran serangan teror karena kota ini merupakan tempat tinggal bagi komunitas Muslim terbesar Eropa. Tapi banyak politisi Perancis menilai argumentasi ini kurang meyakinkan. Dominique de Villepin, rival politik Presiden Sarkozy menyebutnya ilusi sang kepala pemerintahan yang berupaya untuk memulihkan popularitasnya yang belakangan menurun. Pada dasarnya kita hanya bisa berharap bahwa peringatan teror ini berlebihan. Karena lebih baik jika kita merasa takut sekarang daripada nantinya kita mengalami kejutan tidak menyenangkan belakangan."

(ZER/HP/dpa)