1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050310 EU-Außenminister Cordoba

6 Maret 2010

Pertemuan Menlu EU dilangsungkan di Cordoba, Spanyol, dan terjadi pertengkaran hebat. Yang diributkan adalah perebutan kekuasan di lembaga baru UE.

https://p.dw.com/p/MLud
Menlu Jerman Guido Westerwelle mengritik sekaligus membela utusan khusus UE Lady Catherine AshtonFoto: AP

Utusan khusus Uni Eropa untuk urusan luar negeri Lady Catherina Ashton merancang sebuah konsep baru setebal 12 halaman untuk urusan diplomatik Uni Eropa. Ini bukan tugas yang mudah, sebab Lady Catherine Ashton mencoba mencari kompromi yang memuaskan semua menteri luar negeri Uni Eropa. Ia harus memperhatikan kepentingan 27 menteri luar negeri negara anggota Uni Eropa dan komisi Eropa serta ketuanya Jose Barroso. Bersama 500 pegawai Lady Ashton akan melaksanakan politik luar negeri Uni Eropa. Sepertiga dari 500 pegawai itu adalah perwakilan dari negara-negara anggota, sepertiganya lagi dari Komisi Eropa dan sisanya dari sekretariat dewan menteri. Sementara ini di Brussel berlangsung perebutan dalam pembagian posisi, jabatan basah dan jabatan lainnya. Terutama komisi Eropa mencoba untuk mempertahankan pengaruhnya terhadap Lady Catherine Ashton asal Inggris itu yang diangapnya terlalu lemah. Namun sejumlah menteri luar negeri Uni Eropa membela Lady Catherin Ashton, misalnya Menteri Luar Negeri Finlandia Alexander Stubb, "menurut saya, kritikan terhadap Lady Ashton tidak benar. Saya mengecam pertengkaran antara Sekretariat Dewan dan Komisi di Brussel. Ada beberapa negara anggota yang mencoba mengeser Lady Ashton.“

Tidak jelas, pembagian tugas dalam lembaga baru Uni Eropa itu. Begitu juga menyangkut pengawasan terhadap anggarannya. Sebelum pertemuan di Cordoba Perancis dan Jerman sempat mengritik, bahwa gajihnya pegawainya kurang. Namun kini, nada Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle telah berubah. Ia mengatakan, bahwa kritikan terhadap Lady Ashton tidak seluruhnya dapat dibenarkan, "semuanya mempunyai kepentingan nasional. Itu bukan masalahnya. Tetapi jika kita ingin menjadi Eropa yang kuat di dunia, maka kita harus berbicara dengan satu suara bulat.“

Dalam beberapa pekan lagi, seharusnya konsep tugas diplomatik ini, yang disepakati dalam perjanjian reformasi Lissabon, sudah selesai dirancang. Akan tetapi, Komisi Eropa mengatakan, bahwa hingga akhir tahun ini lembaga baru itu secara konkrit belum dapat melaksanakan tugasnya. Karena belum ada kesepakatan menyangkut pembagian jabatan sebagai duta yang diincar karena cukup berpengaruh. Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt dan rekannya Inggris David Milliband menulis surat yang berisi tuntutan, bahwa pengaruh para menteri luar negeri harus dipertahankan dan kekuasaan Komisi Eropa harus dikurangi. Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt sekaligus membela Lady Ashton. Ia menyebutkan, bahwa Lady Ashton dalam waktu yang bersamaan juga melaksanakan semua tugas-tugas dalam politik luar negeri Uni Eropa, yang sebelum perjanjian Lissabon dilakukan oleh tiga orang, "Lady Ashton harus mengerjakan semuanya sekaligus. Selain itu, ia harus menghadapi birokrasi alot di Brussel. Hal ini sangat berat.“

Tugas diplomatik Uni Eropa harus bertindak independen dan tidak boleh dihalangi oleh sebuah lembaga di Uni Eropa, demikian tutur Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle. Namun Catherine Ashton memangku dua jabatan. Selain itu, ia adalah anggota komisi Eropa, itu berarti ia menjadi bawahan Ketua Komisi Eropa Barroso. Beberapa diplomat Eropa saat ini ragu, apakah konstruksi politik luar negeri UE ini oleh dunia dianggap sebagai lembaga yang lebih kompak dari sebelumnya.

Bernd Riegert / Andriani Nangoy

Editor: Asril Ridwan