1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300511 Palliativmedizin Deutschland

14 Juni 2011

Pallium adalah istilah latin untuk mantel. Ibarat dilindungi mantel, pasien yang menghadapi kematian dirawat. Itulah tujuan perawatan paliatif. Mereka yang akan meninggal perlu perawatan berbeda dibanding pasien lainnya.

https://p.dw.com/p/11a2J
Terapi rawat jalan bagi pasien kanker di Jerman meningkatFoto: PA/dpa

Ebrahim Shah Said berjuang melawan rasa mual dan rasa lemah. Kanker menggerogoti tubuhnya dan mulai menyerang lambungnya. Pria asal Afghanistan itu juga berjuang melawan rasa sedih. Tapi ia menghadapinya dengan tegar. Katanya, "Tuhan itu besar, ia akan menunjukkan jalannya."

Dirawat di Rumah

Agar Ebrahim Said dapat menempuh jalan itu, petugas rawat jalan paliatif Rumah Sakit Malteser di Bonn membantunya. Sarjana perawat Stephan Lange dididik khusus untuk perawatan paliatif. Ia mengunjungi pasien, membawa resep dan obat, merawat dan terutama mendengarkan keluhan pasien.

Mahbuba Said-Sirmasac, putri dari Ebrahim Said, mengatakan, bahwa sangat baik ayahnya dapat tinggal di rumah. "Jika saja ia seseorang yang mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, kami mungkin tidak akan mendesaknya pulang ke rumah. Tapi karena kami tahu, bahwa ia semaunya sendiri dan dalam situasi semacam itu juga sangat sensitif, kami tidak ingin ia sampai mengalami situasi saat ia harus tahan tinggal dengan orang lain."

Deutschland Palliativstation Malteser Krankenhaus Bonn
Persiapan penyuntikan obat penahan rasa sakitFoto: DW

Perawat Stephan Lange mengisi jarum suntik dengan obat penahan sakit sebagai persediaan, dan menjelaskan kepada Mahbuba Said-Sirmasac, bagaimana cara menyuntikkannya. Ia akan bergantian dengan saudara perempuan dan laki-lakinya dalam merawat ayahnya. Bahwa setiap saat, juga malam hari ia dapat menelefon bagian paliatif di rumah sakit dan meminta bantuan, memberinya rasa aman. Ujar Mahbuba Said-Sirmasac.

Memanfaatkan Sisa Waktu

Bagian paliatif di rumah sakit Malteser Bonn dengan petugas rawat jalan adalah salah satu dari 180 jasa pelayanan semacam itu di Jerman. Sejak kira-kira 20 tahun institusi semacam itu diintegrasikan dengan rumah-rumah sakit. Orang-orang yang sakit parah, kebanyakan pasien penyakit kanker dirawat di sana.

Berbeda dengan kamar inap pasien di rumah sakit, ruang rawat bagi pasien bagian paliatif seperti kamar hotel kecil yang menampung delapan orang. Juga karena di dalam kamar rawat tersebut seseorang menunggu saat-saat kematian.

Deutschland Palliativstation Malteser Krankenhaus Bonn
Tenaga medis bagian paliatif RS Malteser BonnFoto: DW

Kepala juru rawat Martina Kern, yang bertugas di bagian paliatif sejak 20 tahun, mengatakan, "Tujuannya tidak lagi memperpanjang waktu hidup, melainkan menciptakan fase terakhir kehidupan pasien sebaik mungkin. Artinya, yang utama adalah perawatan rasa sakit dan simptoma yang dialami pasien, tapi juga keluhan masalah sosial psikologis dan spiritual pasien. Selalu dengan tujuan, agar mereka dapat pulang kembali ke rumah."

Menjalani Kehidupan Normal

Tapi perawat spesialis perawatan paliatif Stephan Lange menjelaskan, kadang kondisi pasien secara umum tidak mengijinkannya untuk pulang ke rumah, kadang anggota keluarga secara psikis atau fisik tidak mampu merawatnya.

Deutschland Palliativstation Malteser Krankenhaus Bonn
Stephan Lange saat mengunjungi Ebrahim Shah Said di rumahnyaFoto: DW

Sebaliknya bagi Ebrahim Shah Said situasi normal di tengah-tengah keluarganya juga membantu mengalihkan perhatiannya dari sakitnya. Tanaman-tanaman di pot dan di balkon dirawat olehnya. Dulu ia bekerja sebagai insinyur elektro di bandara Kabul, sampai pecahnya pertempuran berdarah antara Rusia dan Mujahidin yang memaksa ia dan keluarganya mengungsi dan melarikan diri ke Jerman.

Kehidupan senormal mungkin di saat-saat terakhir kehidupan pria itu diupayakan keluarganya dengan bantuan jasa pengobatan paliatif.

Daphne Grathwohl/Dyan Kostermans
Editor: Christa Saloh