1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perang Melawan Krisis Hutang di Eropa

16 Agustus 2011

Obligasi Euro menjadi tema hangat akhir-akhir ini di media Eropa. Pertemuan antara kanselir Jerman dan presiden Perancis diharapkan membahas masalah ini. Namun, sepertinya mereka tidak tertarik.

https://p.dw.com/p/12HOP
Foto: picture alliance/chromorange

Harian Tages-Anzeiger yang terbit di Swiss berkomentar atas pertemuan Merkel-Sarkozy dan perdebatan tentang obligasi Euro :

"Jika surat hutang Euro dijalankan, maka di waktu bersamaan dibutuhkan lembaga yang memastikan bahwa tidak ada negara yang memanfaatkan solidaritas negara lain. Ini juga adalah inti dari krisis sekarang. Merkel dan Sarkozy sangat berhati-hati. Mereka saling mempercayai, namun tidak secara buta. Jalan menuju obligasi Euro hanya bisa berhasil melalui pemerintahan ekonomi zona Euro yang baru dan kuat. Ini yang diinginkan presiden Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet saat ia mengusulkan pendirian kementrian keuangan Eropa. Menurut Trichet, kementrian ini harus bisa langsung menindak politik keuangan negara pengguna mata uang Euro yang tidak disiplin. Hanya ini yang akan menjamin, bahwa tidak ada yang bisa menyalahgunakan obligasi Euro bagi hal-hal yang tidak benar."

Harian independen Perancis Le Monde menulis tentang perdebatan masalah obligasi Euro :

"Surat hutang Euro akan mengurangi perbedaan yang ada di antara negara-negara, sehingga semua anggota negara pengguna mata uang Euro diberlakukan hutang yang sama, tanpa membedakan obligasi pemerintah seperti sekarang antara Italia, Spanyol, Perancis atau Jerman. Kelebihan pinjaman Euro yang lebih baru, kuat dan solid dapat dilihat sebagai alternatif nyata bagi obligasi negara Amerika Serikat. Pertanyaannya adalah, siapa yang akan memberikan pinjaman dan seberapa besar? Saat ini zona Euro belum memiliki kementrian keuangan. Dana stabilitas keuangan Eropa yang terwujud di tahun 2010 bisa mengambil alih peran ini. Sehingga tekanan pasar terhadap negara-negara lemah bisa dikurangi."

Sementara itu, harian liberal Spanyol La Vanguardia menanggapi perang melawan krisis hutang di Eropa :

"Hampir setengah dari seluruh negara Eropa berjuang untuk membenahi keuangan publik. Bagi warga Eropa politik penghematan ini berarti pengorbanan. Tetapi belum dapat dipastikan, bahwa langkah ini akan cukup untuk menenangkan pasar dan menstabilkan zona negara pengguna Euro. Kelemahan sistem Euro adalah ketidakmampuannya menjamin hutang negara anggotanya. Baik melalui politik pajak bersama maupun pinjaman bersama. Karena itu sangatlah penting bagi Jerman untuk menghilangkan sikap keberatannya terhadap usulan paket penyelamatan selama ini. Paket penyelamatan bagi masing-masing negara tidak cukup. Pihak yang mendapat keuntungan dari paket penyelamatan selama ini adalah para spekulan."

Terakhir, harian Austria Salzburger Nachrichten berkomentar tentang krisis keuangan di Italia :

"Ibarat ditodong pistol oleh Eropa, pemerintah Italia akhirnya mengeluarkan program penuh airmata, peluh dan darah dalam kurun waktu beberapa hari. Ini tidak seimbang secara sosial, tidak adil dan seperti biasa korbannya adalah golongan yang lemah. Siapa yang selama tiga tahun mengabaikan kewajibannya dalam memperbaiki anggaran negara dan melakukan reformasi tidak boleh mengeluh jika dipaksa untuk segera mengambil langkah drastis. Situasi darurat ini telah diprediksi dan spekulasi keuangan internasional hanya semakin memperparahnya."

Vidi Legowo-Zipperer / dpa / afp

Editor : Andriani Nangoy