1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190710 Türkei Afghanistan

19 Juli 2010

Sejak awal Turki ikut serta dalam operasi NATO di Hindukush. Tetapi sejak 2002 pemerintah Turki menolak ikut serta dalam aksi militer. Turki ingin memperbaiki citranya dengan pendekatan berbeda.

https://p.dw.com/p/OP2I
Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Presiden Turki Abdullah Gül dalam pertemuan awal 2010.Foto: picture-alliance/ dpa

Pada awalnya justru Afghanistan lah yang menolong Turki. Ketika Barat ingin menghancurkan Kekaisaran Osmaniyah setelah Perang Dunia ke-1, Raja Amanullah Khan, pendiri Afghanistan, protes. Ia bersolidaritas dengan pemberontakan-pemberontakan yang bermunculan di Anatolia. Ini merupakan sebuah isyarat yang tidak dilupakan sampai sekarang.

Puluhan tahun setelah itu, para dokter, profesor dan guru-guru asal Turki bekerja di Hindukush. Turki juga membantu mendirikan universitas di Kabul, akademi militer Afghanistan dan konservatori di negara itu. Setelah serangan 11 September, Ankara memutuskan untuk ikut serta dalam operasi NATO melawan Al-Qaida dan Taliban. Sekarang 800 prajurit Turki ditempatkan di Kabul dan di provinsi Wardak. Tetapi politisi Turki sekarang mengatakan, masa aksi militer sudah lewat.

Suat Kiniklioglu, anggota komite luar negeri parlemen Turki dan jurubicara politik luar negeri partai pemerintah AKP mengatakan, bahwa pemerintah Turki berharap, agar NATO menciptakan keamanan disana dan secara bertahap menarik diri. "Tetapi hubungan istimewa kami dengan Afghanistan bisa membuat kami mengembangkan pendekatan yang berbeda, terserah, apa yang akan dilakukan Barat", lanjutnya.

Yang dimaksud dengan "pendekatan lain" oleh pemerintah Turki, biasanya adalah pembangunan sekolah atau rumah sakit. Yang juga diharapkan, adalah agar perusahaan-perusahaan swasta Turki berinvestasi lebih bagi infrastruktur Afghanistan. Bantuan semacam ini bisa langsung membantu rakyat Afghanistan. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan rasa simpati dengan orang Turki, jelas Kamer Kasim dari organisasi USAK. "Sekolah-sekolah yang dibangun oleh orang Turki, aktivitas berbagai perusahaan Turki, semua ini dapat dimengerti sebagai "kekuatan lembut" negara ini. Jika berbagai pihak bertindak untuk memajukan pendidikan dan sistem kesehatan disana, maka hal ini akan memperkuat citra Turki di Afghanistan", ujar Kasim lebih lanjut.

Per harinya sekitar 900 warga Afghanistan dirawat secara cuma-cuma di berbagai rumah sakit yang dibangun oleh Turki. Selain itu 50 ribu anak di Afghanistan belajar baca dan tulis di 34 sekolah Turki. Sekarang Turki ingin membangun lebih dari 35 klinik dan sekolah tambahan. banyak pakar mengatakan, tujuannya adalah agar para etnis minoritas dan akhirnya Afghanistan memilih Turki sebagai orientasi politik di Asia Tengah.

Selain itu Turki juga mempunyai kepentingan ekonomi di Afghanistan, demikian dikatakan menlu Ahmet Davutoglu. Afghanistan tidak hanya kaya akan sumber daya alam, wilayah ini juga dipandang Turki sebagai jalur dagang dan energi dari Asia yang sangat penting. Proyek terbarunya adalah jalur kereta api dari Pakistan sampai Turki, melewati Afghanistan dan Iran.

Turki terutama menginginkan stabilitas di Afghanistan, jelas Profesor Kasim. Salah satu upayanya adalah pembicaraan tiga pihak secara berkala antara Turki, Pakistan dan Afghanistan. Para pakar politik luar negeri Ankara menegaskan, ini terjadi atas inisiatif Turki. Kiniklioglu membeberkan resepnya: "Turki dipercayai Afghanistan dan Pakistan. Tidak ada yang mencurigai niat baik kami. Kami tidak mempunyai masa lalu kolonialisme, seperti Amerika Serikat atau negara-negara barat lainnya. Karena itu kedua belah pihak menghargai inisiatif kami untuk berdialog."

Cem Sey / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk