1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Penyebab Kecelakaan Pesawat Picu Amarah Publik Brazil

1 Desember 2016

Brazil tenggelam dalam duka. Namun kabar ihwal penyebab jatuhnya pesawat yang membawa 71 pemain dan staf Chapecoense, serta para jurnalis, memicu amarah. Pesawat dipastikan gagal mendarat lantaran kehabisan bahan bakar.

https://p.dw.com/p/2TYcN
Brasilien Junge trauert nach Flugzeugabsturz der verunglückten Manschaft Chapecoense Real
Pendukung Chapecoense meratapi insiden kecelakaan pesawat yang menewaskan pemain dan staf klub.Foto: Getty Images/AFP/N. Almeida

Amarah dan duka berbaur ketika penduduk Chapecó di selatan Brazil menjalani misa untuk mengenang 71 pemain, staf klub, jurnalis dan awak yang tewas dalam kecelakaan pesawat di Kolombia.

Rabu (30/11) harian lokal O Globo memastikan sebab kejatuhan pesawat akibat kekurangan bahan bakar. Keterlambatan jadwal dari São Paulo membuat rencana transit di Cobija, Bolivia, dibatalkan lantaran bandara tidak beroperasi di malam hari. Akibatnya pilot harus terbang tanpa bisa mengisi bahan bakar.

"Saya merasa marah," kata Nataly Ferranty, pesepakbola perempuan U-17 Chapecoense, "itu adalah kesalahan yang mengakhiri kehidupan, mengakhiri Chapecoense."

Kolumbien Tribut an die Chapecoense Fussballmanschaft
Upacara penghormatan terhadap korban kecelakaan di KolombiaFoto: picture alliance/AP Photo/L. Benavides

Bocoran rekaman pembicaraan dari dalam kokpit pesawat memastikan penyebab jatuhnya pesawat. Pada menit-menit terakhir pilot meminta izin melakukan pendaratan darurat lantaran "masalah bahan bakar."

Ketika menara pengawas meminta pesawat menunggu selama tujuh menit, pilot mulai kehabisan sabar. "Kerusakan total sistem elektik. Tidak ada bahan bakar," tukasnya dengan nada tegang.

Empat menit kemudian pesawat menghujam Bumi.

Pada Rabu malam manajemen Chapecoense mengadakan misa penghormatan di Condá Arena dengan diiringi puluhan ribu pendukung berkostum hijau. Acara emosional itu memasuki puncaknya ketika pemain dan staf yang tidak ikut terbang bergabung dengan tim muda berparade mengelilingi stadion. Air mata memenuhi wajah semua yang hadir.

"Ini sangat membantu," kata João Lima, pemain U-17 Chapecoense. "Terlalu banyak saudara yang pergi dalam waktu sesingkat ini. Tapi kami harus melangkah maju."

rzn/ap (ap,rtr)