1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

021210 Katar WM-Vergabe

3 Desember 2010

Sesaat setelah pengumuman penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, warga memenuhi jalanan di ibukota Doha. Qatar menjadi negara Arab pertama yang menggelar ajang terbesar sepak bola dunia.

https://p.dw.com/p/QPLY
Zinedine Zidane (kiri) yang menjadi duta Piala Dunia bagi QatarFoto: picture-alliance/dpa

Belum tuntas Presiden FIFA Sepp Blatter mengumumkan sensasi di Zurich, Swiss, seruan kegembiraan memecah jalan-jalan di Qatar.

Stasiun televisi Arab Al Jazeera, yang bermarkas di Qatar, menyajikan laporan sejak negara itu melamar sebagai tuan rumah Piala Dunia. Namun suara jurnalisnya hampir tak terdengar di tengah hiruk pikuk kegembiraan di ibukota Doha. Warga Arab yang dikenal optimis pun tidak memperhitungkan keputusan itu. Qatar mencatat sejarah sepak bola, dunia Arab menyambut antusias.

Keputusan itu dirayakan di ruas-ruas jalan di Doha dan di jalan besar pinggir Teluk Persia. Di sini, warga asli adalah minoritas. Dari 1,7 juta penduduk Emirat ini, hanya seperlima yang merupakan penduduk asli. Selebihnya berasal dari negara-negara Arab lainnya atau Asia Tenggara. Para pendatang menjaga negara yang kaya akan gas dan minyak bumi itu tetap berjalan. Antusiasme akan piala dunia pertama di Timur Tengah menyatukan warga asli dan imigran.

Sorang pria asal Aljazair berkata, "Kami gembira sekali, selamat untuk Qatar, tanah air ke dua kami. Semoga tahun 2022 kami masih ada di sini dan bisa mengalami Piala Dunia. Putra saya baru 15 tahun, moga-moga dia bisa ikut mengalaminya."

Kegembiraan serupa ditunjukkan seorang pria Maroko, "Maroko tidak berhasil, tapi Qatar menjadi kompensasi kami. Aljazair, Maroko, Tunisia, seluruh dunia Arab gembira. Ini kemenangan bagi kami semua."

Kemampuan Qatar menyelenggarakan ajang olahraga internasional, dibuktikan dalam Asian Games 2006. Fasilitas modern sudah tersedia. Lokasi stadion-stadion berdekatan. Jawatan kereta api Jerman mendapat kontrak pengerjaan jaringan kereta senilai 17 miliar Euro. Qatar juga akan menjadi tuan rumah Piala Asia 2011.

Penuh percaya diri, Sekjen Komite Olimpiade Qatar, Sheikh Soud al-Thani mengatakan, "Qatar menjadi profesional. Sudah dua tahun kami mencoba sistim pendingin udara di luar ruangan. Suhu di stadion berkisar antara 18 dan 22 derajat Celsius, sementara di luar stadion panasnya bisa mencapai 50 derajat. Dua pekan lalu, Brasil dan Argentina bertanding di Doha, dan 50.000 penonton di stadion tetap merasa nyaman. Qatar punya duta piala dunia profesional seperti Zinedine Zidane. Kalau Qatar tidak terpilih, kami justru heran."

Tak ada yang menyangsikan kapasitas Qatar. Warga yang kaya raya menjamin investasi miliaran Euro untuk bidang lingkungan, pendidikan dan terutama olahraga. Setelah Piala Dunia usai, stadion-stadion akan dibongkar dan disumbangkan kepada negara-negara miskin.

Ulrich Leidholdt/Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk