1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Pentingnya Refleksi Akhir Tahun

28 Desember 2017

Waktu berlalu begitu cepat, tahun telah berganti kembali. Apa resolusi Anda di tahun yang baru? Opini Uly Siregar.

https://p.dw.com/p/2pgG4
Deutschland  Werdenfels, Garmisch-Partenkirchen
Foto: picture-alliance/prisma/M. Ludwig

Mendekati pergantian tahun, merefleksikan satu tahun yang sudah kita lewati menjadi semacam kebutuhan. Menengok kembali hari, pekan, bulan di belakang sambil mengingat-ingat kebodohan apa yang diperbuat, capaian apa yang paling membanggakan, kepedihan apa yang dilalui, apa yang terjadi dengan dunia, atau apa-apa yang luput dilakukan meski sudah jadi resolusi akhir tahun2016 saat menyambut 2017.

Bila Anda termasuk jenis orang yang rapi dan teliti, tidak membiarkan buku jurnal kosong-melompong, mungkin agak mudah menengok jejak langkah sepanjang tahun. Bagi yang tak punya keteraturan ingatan tentang satu tahun yang sudah berlalu, mungkin lebih memilih fokus pada tahun yang segera berganti. Meski tentu saja evaluasi tetap penting agar tak mengulang-ulang kesalahan yang sama. Jangan sampai tahun ini menghabiskan pagu kartu kredit hanya karena kalap berbelanja yang tidak perlu, tahun depan tak juga kapok. Bukannya membayar cicilan kartu kredit hingga lunas justru membuka kartu kredit yang baru, misalnya.

Uly bekerja sebagai wartawan media cetak dan televisi sebelum pindah ke Arizona, Amerika Serikat. Sampai sekarang ia masih aktif menulis, dan tulisan-tulisannya dipublikasikan di berbagai media massa Indonesia.@sheknowshoney
Penulis: Uly SiregarFoto: Uly Siregar

Berpikir hati-hati

Melakukan refleksi, dalam bahasa Inggris reflect (kata kerja) artinya think deeply or carefully about. Saat berefleksi seseorang berpikir dalam-dalam atau berhati-hati. Dalam tataran personal, refleksi penting karena manusia mengambil jarak dengan kehidupannya yang sering kali berjalan terlalu cepat, untuk memberi jeda. Jeda waktu digunakan untuk menilai apakah hidup yang dijalani sesuai dengan harapan dan rencana-rencana yang sudah ditetapkan di awal tahun. Atau bila tak ada target khusus, apakah si empunya hidup merasa puas dan bahagia.

Sejatinya refleksi akhir tahun adalah manajerial waktu. Ada yang piawai menggunakan waktunya untuk hal-hal yang produktif dan membahagiakan, ada juga yang melewati satu tahun tanpa melakukan hal-hal yang berarti. Ada yang selalu merasa kekurangan waktu, ada juga yang stres karena terlalu banyak waktu senggang tapi tak mengerti harus melakukan apa.

Setiap orang memaknai periode satu tahun dengan cara berbeda-beda. Tafsir akan sukses, kebahagiaan, dan capaian pun berbeda pada tiap orang. Tapi apa pun peran seseorang dalam masyarakat, apakah pemimpin, calon pemimpin, atau justru bawahan dalam strata yang paling rendah, umumnya setiap orang menginginkan menjadi yang terbaik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Refleksi akhir tahun bisa membangun kesadaran diri dan bila dilakukan dengan benar bisa membantu mewujudkan target-target, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.

Salah satu cara melakukan refleksi adalah dengan membuat daftar pertanyaan dan menjawabnya secara jujur. Cara ini bisa membantu mengevaluasi perjalanan yang sudah hampir ke pengujung tahun. Berikut beberapa contoh pertanyaan:

-     Apakah yang berjalan dengan baik? Misalnya, sepanjang tahun tak pernah mengalami sakit yang berarti. Atau rumah yang ditempati tak merepotkan, tak ada atap bocor atau tak ada banjir. Manusia sering kali lebih fokus pada hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya hingga lupa mengapresiasi hal-hal baik yang sesungguhnya lebih banyak terjadi dalam hidup.

-     Siapakah orang-orang yang membawa perbedaan, yang mendukung Anda bahkan di saat yang paling kritis? Orang-orang ini layak diberi ucapan terima kasih secara tulus. Ungkapkan secara personal, dan biarkan mereka tahu bahwa kehadiran mereka sangat berarti.

-     Apakah pengalaman yang paling berkesan? Inilah waktunya untuk menggali kejadian apa yang paling membuat Anda bahagia. Misalnya, studi yang berlangsung bertahun dan agak tersendat akhirnya berbuah gelar sarjana.

-     Kegagalan apa yang dihadapi? Satu tahun adalah waktu yang cukup lama. Ada kisah sukses yang manis, tapi pasti ada juga kegagalan atau kepahitan hidup lainnya. Jangan takut untuk mengenang kembali saat-saat ini. Bukan untuk memanjakan kesedihan, tapi untuk bercermin dan mencoba memperbaiki di waktu-waktu ke depan.

-     Bagaimana Anda bertumbuh selama satu tahun ini? Pertanyaan ini kedengarannya filosofis, tapi perlu untuk dijawab. Setiap orang diharapkan bertambah baik setiap hari, baik dalam segi spritual atau keahlian.

Baca juga:

Perayaan dan Tragedi Di Tahun Baru

Masalah di tanah air dan manca negara

Ada banyak pertanyaan lain yang bisa ditambahkan untuk membantu merefleksikan apa yang telah terjadi sepanjang tahun. Dalam area yang lebih luas dan menyangkut kebangsaan, tentu banyak hal terjadi. Misalnya, bagaimana melihat perjalanan Indonesia dalam satu tahun terakhir. Pew Research Center menyebut 95% penduduk Indonesia menganggap agama menjadi bagian yang sangat penting dalam hidup. Begitu pentingnya agama, fanatisme dan eksklusivitas agama pun sulit dihindari. Untuk saya pribadi, kekhawatiran terhadap intoleransi sangat mengganggu. Fanatisme agama yang melahirkan kekerasan masih jadi permasalahan di Indonesia.

Di tingkat internasional, kekerasan pun masih mendominasi  berita. Ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara, misalnya, semakin menjadi apalagi dengan gaya kepemimpinan Donald Trump yang gemar melakukan provokasi. Belum lagi menyebut soal kelaparan, wabah penyakit, bencana alam, dan perang yang menghasilkan jutaan pengungsi dan kematian.

Setiap tahun memiliki kompleksitasnya sendiri, tahun 2017 tak terkecuali. Memfokuskan diri pada hal yang buruk akan membuat kita menjadi gampang stres, bahkan depresi. Karena itu lebih baik memulai refleksi dari hal-hal personal. Melihat kembali dengan kepala jernih hal-hal apa di tahun 2017 yang membanggakan dan membuat bahagia. Tidak lupa mengucap syukur karena tahun 2017 segera berakhir. Tentukan juga target-target di tahun 2018, dan cobalah untuk memenuhi target tersebut dengan sepenuh hati, namun dengan berpijak pada realitas sederhana: one day at a time.

 

Penulis: Uly Siregar (ap/vlz)

Bekerja sebagai wartawan media cetak dan televisi sebelum pindah ke Arizona, Amerika Serikat. Sampai sekarang ia masih aktif menulis, dan tulisan-tulisannya dipublikasikan di berbagai media massa Indonesia.

@sheknowshoney

*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.