Penjelajah Kota: Mengunjungi Tempat yang Terlupakan

Carla Eglau tidak tahu pasti berapa foto telah dibuat. Sudah beberapa jam lamanya ia berada di bekas pabrik pengolahan daging di Lichtenberg, Berlin. Ia berdiri di dalam sebuah kantor, di mana sudah lama tidak ada orang yang bekerja. Lantai ditumbuhi kecambah berwarna hijau, lumut di dinding menutupi grafiti, tanaman liar tumbuh menjadi ‘dekorasi' ruang kantor ini.

Berkunjung secara Legal

Dengan kameranya, Carla Eglau sudah sering mendatangi tempat yang disebut Lost Places atau tempat yang terbengkalai, seringkali secara ilegal. Ia menyukai sensasi dari petualangan ini. Kadang ia harus memanjat pagar berkarat atau bersusah payah masuk melalui pintu gerbang yang ditumbuhi tanaman lebat. Namun kali ini, ia tidak harus merasa khawatir kepergok penjaga keamanan. Karena ia tengah melakukan tur foto bersama go2know, perusahaan yang bermarkas di Berlin, yang mengkhususkan diri dalam tur foto ke tempat-tempat penuh ‘rahasia'. Di mana letak tempat ini, baru dapat diketahui setelah mendaftar dan melakukan pembayaran di muka antara 30 dan 40 Euro.

Tur foto di Minggu sore kali ini, yang diikuti oleh 20 orang, dilakukan di sebuah bekas pabrik pengolahan daging. Dilengkapi dengan lampu senter mereka mencari objek foto yang tidak biasa. Andreas Böttger, salah seorang pendiri go2know membawa kelompok ini ke lantai atas melalui lorong tangga yang gelap. Sudah lebih dari 15 tahun lamanya, tungku dan boiler tidak pernah dihidupkan lagi. Pakaian kerja masih dapat banyak ditemukan tergeletak di lantai, bagai baru saja ditanggalkan, seolah waktu diam tak bergerak.

Ketika Penguni Meninggalkan Bangunan

Urban Explorer, seperti para penjelajah kota ini menamakan diri mereka, mengunjungi berbagai penjuru Jerman, terutama di musim panas. Bangunan bobrok dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di Halle an der Saale. Marc Mielzarjewicz mengamati jalanan: tidak terlihat mobil atau orang di sore yang cerah di bulan Juni ini di timur Halle. Dengan cepat ia melangkah melewati pos penjagaan yang telah ditumbuhi tanaman liar. Sudah lama tidak ada petugas penjaga di pos ini yang melakukan pemeriksaan terhdapa orang yang datang dan pergi. Gedung ini dulunya adalah sebuah rumah jagal. Di sebelah kanan pos penjagaan berdiri sebuah aula besar dengan atap melengkung. Tiang-tiang penyangga terbuat dari besi tampak bagaikan kerangka: pintu sudah hilang, atap penuh dengan lubang dan jendela-jendela hancur. Hanya dinding luar yang masih bertahan berdiri.

Marc Mielzarjewick tidak henti memotret denga kameranya: brosur lapuk yang tergelatak di lantai, pohon-pohon yang yang menembus dinding. Sudah bertahun-tahun Marc Mielzarjewick menjadikan bangunan yang diabaikan sebagai objek fotonya. Ia telah menerbitkan empat seri buku berjudul Lost Places, dokumentasi mengenai apa yang masih tersisa, saat bangunan telah ditinggalkan penghuninya.

Hanya Foto yang Masih Tersimpan

Urban Exploer atau disingkat Urbexer sejati tidak suka memberitahu di mana lokasi foto diambil. Terutama karena mereka takut para penggerogot kabel dan besi rongsokan menemukan tempat ini, untuk membongkar tempat yang terbengkalai tersebut dan mencuri besi tua atau tembaga dari kabel-kabel. Bukan saja waktu yang menghancurkan bangunan yang ditinggalkan namun juga vandalisme. Para Urban Explorer memiliki satu aturan ketat: hanya membidik foto, dan tidak meninggalkan apa-apa kecuali jejak kaki.

Bangunan-bangunan ditinggalkan karena dianggap tidak lagi dapat mendatangkan keuntungkan. Namun bangunan seperti ini memiliki daya tarik kuat bagi para Urban Explorer: menemukan tempat yang terlupakan. Jika sudah mencoba memulai dengan jenis ekplorasi kota seperti ini, biasanya sulit untuk menghentikannya. Pabrik yang ditinggalkan, sanatorium yang terbengkalai merupakan surga bagi Urban Explorer. Masih banyak bangunan bobrok yang menarik yang dapat dijelajahi. Kebanyakan bangunan tersebut akan hilang, yang tersisa adalah foto dan kenangan.