1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengungsi Dihajar Gas Air Mata oleh Polisi Macedonia

Marianna Karakoulaki (ml/as)11 April 2016

Kepolisian Macedonia mengirim sejumlah polisi untuk menghadapi pengungsi yang berusaha terobos pagar perbatasan. Para pengungsi sudah "terjebak" di Idomeni lebih dari sebulan.

https://p.dw.com/p/1ITAy
Foto: Dimitris Tosidis

Ratusan pengungsi berkumpul di dekat pagar perbatasan negara antara Macedonia dan Yunani, di Idomeni Minggu kemarin. Mereka yang berada paling depan mengacungkan slogan-slogan yang bernada damai ketika menghadapi barisan polisi Yunani. Di samping itu, tiga bus memblokir jalan kereta api, dan di dekatnya satuan polisi tambahan siap menghadang.

Awalnya aksi protes berjalan tenang. Setelah berunding dengan polisi Yunani, lima pengungsi bahkan setuju untuk pergi ke perbatasan untuk bernegosiasi dengan wakil pemerintah Macedonia. "Bukan kami yang menghendaki agar perbatasan terus ditutup," demikian dikatakan seorang polisi Macedonia, "Kami mengikuti perintah Eropa. Mohon tetap tenang dan jangan coba rubuhkan pagar", ujar aparat keamanan Macedonia.

Seorang wakil pengungsi masih menyatakan pengertian yang menyatakan ingin tetap damai. Tetapi ia juga mengungkapkan bahwa sekitar 10.000 orang pengungsi lari dari perang dan "terjebak" di sana berbulan-bulan. Mereka minta solusi. Tapi sepuluh menit kemudian bentrokan pecah.

Idomeni protes pengugnsi
Pengungsi membantu rekan yang terkena gas air mata (10 April 2016)Foto: Dimitris Tosidis

Buka Gerbang

Ratusan pengungsi mendekati pagar. Beberapa berusaha memotong kawat berduri di bagian pagar yang tidak dijaga polisi. Polisi Macedonia kemudian menembakkan gas air mata berkali-kali untuk mencegah pengungsi mendekati pagar. Sebagian bahkan ditembakkan langsung ke pengungsi. Sebagian lagi dilontarkan jauh ke kawasan pertanian Yunani, sementara polisi Yunani hanya menatap tanpa mengambil tindakan.

Awan zat kimia tersebar menutupi kamp pengungsi dan desa Idomeni. Orang-orang berusaha melindungi mata, sementara sejumlah aktivis membawa baskom-baskom air untuk mereka yang terkena gas, agar dapat mencuci mata.

Polisi Macedonia menembakkan gas air mata selama lebih dari dua jam. Mereka bahkan juga melemparkan batu dan selanjutnya menggunakan meriam air serta peluru karet. Sejumlah orang pingsan. Sukarelawan dan aktivis segera melarikan mereka dari kawasan konflik dan memberikan pertolongan pertama. Malam hari, Doctors Without Borders menyatakan sudah mengobati 300 orang akibat terkena gas air mata dan trauma.

Yunani Kecam Polisi Macedonia

Pemerintah Yunani sontak mengecam penggunaan kekerasan oleh polisi Macedonia. Juru bicara komite urusan pengungsi Giorgos Kyritsis mengatakan, penggunaan zat kimia dan granat kejut terhadap orang-orang yang lemah harus dikecam. Berbagai Organisasi Non Pemerintah juga mengecam peristiwa tersebut.

"Bentrokan, gas air mata, keputusasaan di Idomeni adalah simtom "penyakit" Eropa dalam masalah pengungsi," kata Gauri van Gulik, wakil direktur Amnesty International wilayah Europa. "Selama pengungsi tidak diberikan solusi, jalan menuju keamanan, dan jika mereka terus terpaksa tidur di atas lumpur, situasi hanya akan tambah buruk. Eropa harus menawarkan relokasi pengungsi dalam waktu singkat, dan mereka harus ditampung di fasilitas yang menjamin harga diri mereka."

Kekerasan dan kondisi yang dihadapi pengungsi menyulut kemarahan terhadap Uni Eropa dan negara-negara Balkan yang berusaha menahan pengungsi agar tetap berada di Yunani, tanpa perspektif apapun.