1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penghematan dan Restrukturisasi NATO

22 Juni 2010

Di jaman sekarang NATO juga harus sesuaikan diri dengan keuangan yang semakin menipis, sehingga terpaksa adakan penghematan. Ini jadi alasan untuk mendiskusikan kembali peranan NATO. Juga berkaitan dengan Rusia.

https://p.dw.com/p/NzXv
Sekjen NATO Anders Fogh RasmussenFoto: AP

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, Anders Fogh Rasmussen hendak menggunakan paksaan penghematan menyeluruh untuk restrukturisasi besar-besaran aliansi militer internasional tersebut.

Birokrasi akan diperkecil, tetapi tidak merugikan kemampuan NATO untuk mengerahkan pasukan. "Menyingkirkan lemak dan mengembangkan otot.“ Demikian Rasmussen menyebut rencana tersebut. Tetapi ia berpendapat, pada sejumlah negara anggota NATO terjadi sebaliknya, mereka membiarkan otot-otot melemah.

NATO-Treffen in Bratislava Flash-Galerie
Rasmussen (tengah depan) berfoto bersama menteri-menteri dan duta dari negara anggota NATO, saat pertemuan di Bratislava (23/10/2009)Foto: AP

Keanggotaan Tidak Gratis

Rasmussen menekankan, "Keanggotaan dalam NATO tidak dapat diperoleh secara gratis. Terutama anggota-anggota di Eropa harus melawan cobaan, untuk menggunakan krisis ekonomi sebagai alasan untuk membiarkan semakin besarnya kekosongan dana untuk pertahanan trans Atlantik.“

Sekarang saja AS telah mengeluarkan dana bagi tiap serdadu jauh lebih besar, daripada yang diberikan sebagian besar anggota di Eropa. Hanya lima anggota NATO yang melaksanakan ketetapan keanggotaan, yaitu menganggarkan sedikitnya dua persen dari produk domestik bruto untuk pertahanan. Lima negara itu adalah Albania, Perancis, Yunani, Inggris dan AS.

Potensi Penghematan

Türkei NATO Generalsekretär Anders Fogh Rasmussen bei Abdullah Gül in Ankara
Rasmussen saat bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gül (kanan) di Ankara (27/08/2009).Foto: AP

Rasmussen melihat potensi penghematan besar dalam kerjasama strategis antara NATO dan Uni Eropa. Sebagian besar anggota Uni Eropa juga menjadi anggota NATO, dan dalam urusan penempatan militer kedua aliansi internasional tersebut sering mengambil keputusan serupa. Tetapi dalam perundingan bersama yang berjalan teratur, banyak tema tidak didiskusikan karena alasan-alasan formal. Demikian dikeluhkan Rasmussen.

Ia menjelaskan, "Semua wakil duduk bersama di meja. Rasanya hampir memalukan, bahwa kita tidak dapat membicarakan Afghanistan, atau penanganan bajak laut, atau masalah Kosovo, atau apa saja. Saya merasa ini membuat frustasi.“

Tetapi ketegangan antara dua anggota NATO, yaitu Turki dan Siprus juga sering menyebabkan sulitnya kerja sama lebih lanjut. Dalam hal ini Rasmussen meminta lebih banyaknya pengertian bagi masalah Turki. Belakangan ini AS juga menuduh Uni Eropa menyebabkan semakin menjauhnya Turki dari Barat, karena Uni Eropa berkali-kali menolak permintaan Turki untuk menjadi anggota.

Kemitraan Baru dengan Rusia

Dmitriy Rogosin
Politisi Rusia, Dmitri RogosinFoto: DW

Ketika baru memangku jabatan Sekretaris Jenderal NATO, Rasmussen juga menyebut-nyebut kemitraan baru dengan Rusia, karena kedua belah pihak menghadapi ancaman yang sama. Duta besar Rusia pada NATO Dmitri Rogosin mempertanyakan kelanjutan ide itu.

Rogosin mengatakan, jika kita menyadari adanya ancaman yang sama, mengapa kita tidak memikirkan langkah bersama? Menghadapi pertanyaan Rogosin, Rasmussen tidak memberikan jawaban langsung. Tetapi ia menyinggung kekhawatiran Rusia yang sering dinyatakan, yaitu NATO mengancam Rusia.

Menurut Rasmussen itu sangat aneh. "Saya harap Rusia akan menyadari, bahwa jika Rusia diancam, yang jelas bukan oleh Barat. Dan kami sama sekali tidak punya maksud menyerang Rusia, dan saya harap Rusia juga tidak bermaksud menyerang kami," demikian Rasmussen. Oleh sebab itu, Rasmussen menekankan, kerjasama adalah tujuan terpenting. Dan itu, yang sudah jelas, karena alasan strategis, tetapi saat ini itu juga penting karena alasan penghematan.

Christoph Hasselbach / Marjory Linardy

Editor: Agus Setiawan