1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Belenggu Seksualitas

ap/hp1 Agustus 2016

Seksualitas kerap dianggap tabu. Tak jarang, orang tua ataupun pendidik mengalami kesulitan dalam memberikan pendidikan seks pada anak-anak. Di balik selimut norma dan agama, ada segudang persoalan mengenainya.

https://p.dw.com/p/1JZg6
Symbolbild Computer Tastatur
Foto: Fotolia/Yuri Arcurs

Salam #DWnesia

Banyak peneliti meninjau berbagai masalah seksualitas yang timbul di masyarakat, salah satu faktornya disebabkan oleh kurangnya pendidikan seks sejak dini. Sehingga ketika berangkat remaja dan memasuki masa pubertas, banyak yang mengalami defisit informasi.

Diskusi tentang seks masih dianggap tabu dan kalangan dewasa kerap merasa risih, jika harus membahas isu yang dianggap sensitif tersebut. Sesuatu yang dianggap terlarang, kadangkala malah membuat anak-anak dan remaja menjadi penasaran. Rasa penasaran itu seharusnya dijawab dengan informasi yang mendidik, sehingga mereka tidak salah langkah.

Penulis Uly Siregar memandang, pendidikan seks dan kesehatan reproduksi sangatlah penting. Bukan hanya untuk meredam seks bebas dan kehamilan di usia remaja, tapi juga untuk mengajarkan anak soal menghargai tubuh. Simak dalam opininya berjudul: Ihwal Selangkangan yang Tak Pernah Tuntas

Namun menurutnya, di Indonesia urusan seks memang kerap membingungkan. Jalan yang ditempuh untuk menertibkan urusan seks dilakukan dengan cara beragam, misalnya pemblokiran situs-situs porno, dan bukan dengan memperbaiki sistem pendidikan seks di tanah air.

Pornografi juga jadi persoalan. Dalam kaitan seks dengan pornografi, penulis Luh Ayu Saraswati mengulas bagaimana perempuan menebas belenggu seksualitas. Ia mempertanyakan jika pornografi bersumber pada patriarki dan selalu mengutamakan birahi dan dominasi laki-laki, bagaimana kita bisa membentuk hubungan sehat antara perempuan dengan seks dan seksualitas? Simak dalam opininya: Perempuan Dan Pornografi: Kawan atau Lawan?

Bicara soal seks juga tak bisa dilepaskan dari persoalan pekerja seks. Penulis novel pe-REmpuan yang kerap muncul di telvisi sebagai motivator, Maman Suherman membongkar persoalan kekerasan yang kerap dialami para pekerja seks di tanah air. Simak dalam opininya yang berjudul: Kisah Di Balik Transaksi 'Esek-esek'

Anda setuju dengan opini para penulis? Selamat berdiskusi, Sahabat DW…

Kami tunggu opini Anda di Facebook DW_Indonesia dan twitter @dw_indonesia.

Seperti biasa, sertakan tagar #DWNesia dalam mengajukan pendapatmu.

Salam #DWNesia