1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengadilan Tolak Keringanan Tahanan Khodorkovsky

22 Agustus 2008

Sebuah pangadilan di Serbia menolak permintaan keringanan tahanan untuk bekas orang terkaya Rusia. Ia ditahan dan dipenjara setelah mendukung kubu oposisi menentang Vladimir Putin.

https://p.dw.com/p/F2uc
Bekas raja minyak Rusia Khodorkovsky di balik terali dalam pengadilan di kota Chita di SiberiaFoto: AP

Mikhail Khodorkovsky menggeleng kepala ketika mendengar keputusan hakim di ruang pengadilan kota Chita, di Siberia. Hakim menerangkan, permintaan itu ditolak karena Khodorkovsky tidak koperatif, menolak mengikuti pelatihan profesional dalam bidang pertukangan di penjara, dan ia juga pernah melanggar aturan penjara. Selain itu, ada lagi beberapa kesalahan Khodorkovsky di penjara.

Ia sendiri menanggapi: "Hari Senin saya dapat kabar, ada tudingan baru terhadap saya. Menurut saya, ini tidak benar dan lucu. Pertama, saya katanya menolak melaporkan kepada kepala penjara, berapa orang ada di sel saya. Saya sudah bilang, ada dua. Lalu katanya tutup tabung air minum saya tidak bersih."

Mikhail Khodorkovsky ditahan sejak tahun 2003 dengan tuduhan melakukan manipulasi pajak. Tahun 2005 ia divonis delapan tahun penjara. Namun banyak pengamat menilai, ia dijatuhi hukuman dan dibawa ke Siberia karena sudah berani maju ke panggung politik dan menentang politik presiden saat itu, Vladimir Putin.

Menurut aturan hukum pidana Rusia, seorang tahanan memang berhak mengajukan permohonan keringanan tahanan, jika sudah melewati lebih dari setengah masa tahanannya, selama ia berkelakukan baik, dan menyesali perbuatannya. Penolakan pengadilan memang tidak mengejutkan. Bahkan ia mungkin harus mendekam lebih lama di penjara. Sebab pada ulang tahunnya yang ke-45 Juni lalu, ia mendapat kabar bahwa terhadap dirinya sudah diajukan gugatan baru, yaitu tuduhan melakukan pencucian uang.

Para pengacara Khodorkovsky menilai, tuduhan baru itu tidak punya landasan bukti yang kuat. Salah seorang pengacaranya, Robert Amsterdam, menerangkan, setelah mempelajari berkas gugatan baru setebal 145 halaman itu, ia tidak melihat ada fakta-fakta baru. Tim pengacara sekarang berharap, presiden baru Rusia, Dmitri Medvedev, yang selalu menegaskan pentingnya negara hukum, akan bereaksi lain dari pendahulunya.

Mengenai penolakan keringanan tahanan, Juri Schmidt dari tim pembela menerangkan: "Ini semua ada hubungannya dengan kenyataan, bahwa para tokoh yang dulu ingin Khodorkovsky ditangkap dan dipenjara, sampai sekarang masih berkuasa. Mereka menekan pengadilan. Mereka khawatir kalau Khodorkovsky dibebaskan. Ini erat hubungannya dengan kepentingan mereka, bukan dengan kepentingan negara."

Tim pembela sekarang memutuskan untuk melakukan naik banding.

Mikhail Khodorkovsky memulai karirnya di masa-masa perombakan Uni Soviet. Sebagaimana banyak industriawan muda lainnya, ia menggunakan kedekatan dengan Kremlin untuk melakukan bisnis-bisnis besar di bidang perminyakan dan gas. Kalangan muda ini kemudian naik menjadi orang-orang terkaya Rusia. Khodorkovski kemudian menjadi direktur utama perusahaan minyak Yukos.

Ketika ia mulai mendukung kegiatan gerakan oposisi di Rusia, ia mulai dimusuhi pemerintah. Khodorkovsky harus menghadapi gugatan penggelapan pajak dan harus membayar denda senilai 20 miliar Euro. Ia ditahan dan Yukos dinyatakan bangkrut. Perusahaan itu kemudian diambil alih pemerintah dan dijual kepada perusahaan negara Rosneft. (hp)