1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170811 UN Libanon Hariri

18 Agustus 2011

Pengadilan khusus PBB yang menyelidiki kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri menuduh keterlibatan empat anggota Hizbullah, tanpa menyebutkan tertuduh utama.

https://p.dw.com/p/12J0R

Hari Rabu (17/08), di Leidschendam, Belanda, pengadilan khsusus PBB untuk Libanon mendakwa empat pria dengan tuduhan terlibat dalam serangan di tahun 2005 yang menewaskan Rafik Hariri. Keempatnya merupakan anggota dan pejabat gerakan radikal Islam Hisbullah.

Dakwaan setebal 47 halaman ini terutama didasari bukti-bukti berupa data telefon genggam milik terdakwa. Data-data ini membuktikan keterlibatan terdakwa dalam serangan. Akan tetapi tidak bisa dibuktikan siapa yang menjadi tertuduh utama. Demikian dikatakan Daniel Bellemare jaksa yang menangani kasus ini.

Kritik pertama terhadap dakwaan pengadilan khusus PBB ini datang dari jurnalis Libanon, Omar Nashabe, yang disampaikan dalam tayangan televisi Al Jazeera. Nashabe menuduh, tidak diperiksanya alternatif lain kemungkinan keterlibatan Hisbullah. Para pengamat juga tidak menutup kemungkinan keterlibatan Suriah atau Israel.

"Baik media Israel maupun internasioanal tidak melaporkan, bahwa pengadilan ini pernah menanyai saksi asal Israel dalam kasus serangan ini, walaupun Israel memiliki jaringan mata-mata di Libanon. Ini merupakan satu kritik yang juga pasti akan muncul, yang bisa digunakan pembela. Penyelidikan ini tampaknya dilakukan hanya satu arah. Jaksa Mellemare tampaknya fokus pada satu titik saja," disampaikan Omar Nashabe.

Sampai laporan ini diturunkan, baik Hisbullah maupun pemerintah Libanaon belum mengeluarkan pernyataan resmi atas dikeluarkannya dakwaan ini. Sekretaris Jenderal Hisbullah Hassan Nasrallah sebelumnya telah menyanggah keterlibatan organisasi ini dalam kasus pembunuhan Hariri. Menurutnya, pengadilan khusus PBB ini merupakan bentuk konspirasi Amerika Serikat dan Israel.

Sementara itu, pakar politik di universitas di Beirut, Libanon, Rami Khouri, berpendapat, dikeluarkannya dakwaan terhadap anggota Hisbullah ini dapat menimbulkan pergolakan di Libanon. "Ini merupakan langkah kualitatif baru yang dapat memperburuk ketegangan di Libanon. Beberapa hari terakhir muncul tuduhan baru dari para pendukung Hariri, bahwa Iran terlibat dalam pembunuhan ini. Langkah yang diambil pengadilan ini dapat menimbulkan pergolakan politik di Libanon."

Rafik Hariri pernah dua kali menjabat sebagai perdana menteri Libanon, antara tahun 1992-1998 dan 2000-2004. Tanggal 14 Februari 2005, Hariri tewas bersama lebih dari 20 orang lainnya akibat serangan bom bunuh diri. Bulan Januari lalu, pemerintahan Libanon yang dipimpin putra Hariri, Saad Hariri, dibubarkan. Saat itu, 11 menteri kabinet dari Hisbullah atau yang dekat dengan organisasi ini melepaskan jabatan mereka.

Hans Michael Ehl/Yuniman Farid

Editor: Andriani Nangoy