1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemimpin Ukraina Yakin Perang Akan Berakhir

26 September 2014

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko menyatakan berakhirnya pertempuran melawan separatis pro Rusia, dan mulainya proses pembangunan kembali setelah perang. Menurutnya, Ukraina akan bisa jadi anggota Uni Eropa 2020.

https://p.dw.com/p/1DLND
Presiden Petro PoroshenkoFoto: Reuters/Valentyn Ogirenko

Walaupun Presiden Petro Poroshenko memberikan pernyataan positif tentang masa depan negara, Kamis (25/09), bentrokan berdarah tetap terjadi dan pemberontak di bagian timur Ukraina tetap akan melaksanakan pemilu tentang kemerdekaan bagian itu tanggal 2 November mendatang. Proshenko berharap, Rusia tidak akan mengakui hasil pemilu tersebut.

Kantor berita Ukraina, Interfax mengutip keterangan pejabat Departemen Dalam Negeri Ukraina yang mengatakan, setidaknya 30 tentara tewas dalam serangan pemberontak pro Rusia, yang menembakkan roket ke arah mereka Jumat (26/09).

Negosiasi soal harga bahan bakar

Negosiasi baru dalam debat soal harga bahan bakar yang bermotif politik akan diadakan di Berlin, antara Rusia, Ukraina dan Komisi Eropa. Rusia menunda penyaluran pasokan ke Ukraina Juni lalu karena tidak setuju masalah harga. Perdebatan ini, ditambah dengan biaya perang yang sangat tinggi serta ditutupnya industri raksasa di bagian timur, menambah buruk perekonomian Ukraina.

Panzer Donezk Ukraine
Panser Ukraina yang bergerak sekitar 10 km dari perbatasan Rusia-UkrainaFoto: picture-alliance/AP Photo

Poroshenko yang didukung negara-negara barat menyatakan dalam konferensi pers pertamanya sejak dilantik Juni lalu, bahwa ia tidak akan membiarkan Kremlin dan orang-orang bersenjata mencegah ambisi Kiev untuk melepaskan diri dari rangkulan Rusia.

Ia mengatakan, "Kami sudah terlalu lama menderita dalam kamp sosialisme dan tidak akan membiarkan orang lain menurunkan tirai besi di perbatasan barat negara kami," demikian dikatakan Poroshenko berkaitan dengan keterikatan Ukraina dalam Uni Sovyet di masa lalu.

Haluan negara mendekati barat

"Saya tidak ragu, bagian paling besar dan paling berbahaya dari perang ini sudah berhasil kita lalui, berkat heroisme tentara Ukraina." Demikian Poroshenko. Konflik lima bulan di bagian timur Ukraina telah menewaskan lebih dari 3.200 orang, dan mengakibatkan 650.000 meninggalkan rumah mereka. Padahal dulu wilayah itu ibaratnya motor penggerak ekonomi negara.

Poroshenko menunjukkan bahwa ia berkeras akan melanjutkan haluan negara mendekati barat, ketika ia mengumumkan reformasi komprehensif di bidang sosial dan ekonomi, yang disebutnya sebagai strategi 2020. Ia mengatakan, reformasi "akan jadi langkah persiapan bagi Ukraina untuk bisa mengajukan permintaan jadi anggota Uni Eropa dalam enam tahun".

Rusaknya hubungan antara Moskow dan Kiev mulai terjadi, ketika pemimpin Ukraina yang didukung Rusia digulingkan Februari lalu. Peristiwa itu disusul Rusia yang mengambilalih Krimea dari Ukraina, dan serangkaian tuduhan bahwa Rusia mendukung pemberontakan pro Rusia di bagian timur Ukraina.

Rancangan kesepakatan ditolak pemberontak

Bulan lalu, Poroshenko menyetujui rancangan kesepakatan perdamaian yang ikut disusun Kremlin. Menurut rencana, daerah-daerah yang sekarang dikuasai pemberontak akan mengadakan pemilihan dewan pimpinan lokal 7 Desember mendatang untuk menegakkan hukum.

Tetapi para pemimpin gerakan separatis menolak rencana tersebut karena itu hanya akan memberikan mereka kuasa terbatas selama tiga tahun. Mereka kini berencana untuk membentuk parlemen "Sovyet Tertinggi" untuk wilayah kekuasaan mereka dan memilih pemerintah resmi.

ml/ap (afp, ap)