1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemimpin IAEA Kunjungi Teheran

21 Mei 2012

Direktur Badan Energi Atom Internasional IAEA Yukiya Amano mulai melakukan pembicaraan di Teheran mengenai program nuklir Iran yang kontroversial. Sebelum kedatangannya, ia telah mengisyaratkan optimisme.

https://p.dw.com/p/14zCX
Foto: AP

Amano akan melakukan pembicaraan pertamanya dengan kepala program nuklir Iran, Fereidun Abbassi Davani. Kunjungan ini merupakan yang pertama dilakukakan Amano di Iran setelah menjabat kepala IAEA di tahun 2009.

Di Iran, Amano didampingi oleh ketua juru runding Herman Nackaerts dan wakilnya Rafael Mariano Grossi. Dalam negosiasi di Teheran terutama akan dibicarakan mengenai kondisi kerja inspektur IAEA di Iran. Sejak lebih dari empat tahun lamanya, pemerintah Iran selalu menolak pemberian akses kepada IAEA untuk memeriksa dokumen, personil dan fasilitas nuklirnya.

Sebelum berangkat, Amano mengutarakan rasa optimisnya, “Tujuan kunjungan saya adalah untuk meningkatkan dialog dengan Iran.” Amano menilai waktu yang tepat untuk itu. Dalam perundingan nuklir pada pertengahan Mei di Wina, Austria, telah dicapai “kemajuan yang memuaskan“, dikatakan Amano. Direkrut IAEA berharap dapat memperoleh peluang, pemerintah Iran memberikan izin agar ispektur IAEA dapat dengan bebas memeriksa fasilitas nuklir Iran. “Tidak ada yang pasti, namun kami tetap optimis,“ kata Amano.

Pembicaraan di Baghdad

Pembicaraan di Teheran merupakan pendahuluan pertemuan membahas nuklir Iran di Baghdad, Irak, hari Rabu (23/05). Pertemuan di Baghdad, yang  akan dihadiri lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Inggris serta Cina, dan Jerman, merupakan pembicaraan lebih lanjut dengan Teheran seputar program nuklirnya. Pembicaran konflik atom Iran kembali dibuka di Istanbul, April lalu, setelah sempat terhenti selama 15 bulan lamanya.

Beberapa negara Barat menuduh, dengan kedok program nuklir sipil, Iran mengembangkan senjata nuklir. Teheran membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil.

yf (dpa/rtr/afp)