1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu AS: Partai-Partai Sedia Payung Sebelum Hujan

Michael Knigge6 November 2012

Persaingan ketat antara Barack Obama dan Mitt Romney mengingatkan pada sengketa hukum pemilu 2000. Kini kedua kubu memiliki pasukan pengacara.

https://p.dw.com/p/16dZl
Foto: Reuters

Jika pemilihan presiden AS 12 tahun lalu dijadikan tolok ukur, maka pemungutan suara 6 November 2012 bisa berlangsung semacam roman kriminal. Pasalnya saat ini perbedaan popularitas antara Obama dan Romney jauh lebih tipis daripada antara George W Bush dan Al Gore pada tahun 2000.

Menurut Real Clear Politics National Average, polling nasional terpenting di AS, Romney minggu yang lalu berada kurang dari satu persen di depan Obama. Artinya, pertarungan kali ini diduga keras akan berakhir seri.

Padahal 12 tahun lalu, kebanyakan lembaga polling menunjukkan bahwa Bush berada di depan Gore dengan beberapa poin. Ketika itu, penundaan  pun terjadi karena diperlukan penghitungan ulang.

Fernsehduell George Bush und Al Gore
George Bush dan Al Gore, 2000Foto: AP

Tentu saja banyak alasan mengapa pemilu kali ini berbeda dengan pemilu 2000. Nyatanya, Obama saat ini berada di posisi inkumben, situasi ekonomi AS lebih buruk, selain itu tidak ada kandidat ketiga, seperti Ralph Nader, yang 12 tahun lalu meraup hampir 3 persen suara.

Hasil Yang Langka

Harus diingat, di Amerika Serikat proses penentuan pemilu tidak melulu berdasarkan pengumoulan suara, melainkan berdasarkan jumlah suara "electoral college" dari seluruh negara bagian. Jumlah suara ini, per negara bagian, boleh dibilang sebanding dengan penduduknya. Secara total ada 538 suara "electoral college" dan untuk bisa memimpin di Gedung Putih diperlukan minimal 269 suara plus satu, atau 270 suara.

Meski begitu, prediksi trend dan hasil pemilu biasanya didasari jajak pendapat terhadap publik.  Menurut jajak pendapat terakhir persaingan antara kedua kandidat presiden sangat ketat. Tapi, inipun tak bisa dijadikan acuan untuk pengulangan sejarah pemilu AS 2000.

USA Wahl Präsidentschaftswahl Wähler Urne Wahlkabine
Pemilih di TPS Dixville Notch, 2012Foto: Reuters

“Untuk itu selisih suara yang diraih kedua kandidat musti sangat tipis, beberapa ribu suara saja”, Begitu jelas Rick Hasen, dosen hukum di Universitas Kalifornia di Irvine dan penulis buku „The Voting Wars“. Ditambahkannya, “Selain itu, selisih itu harus terjadi di negara bagian yang suara electoral collegenya sangat penting”.

Dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2000, George W. Bush akhirnya ditetapkan sebagai pemenang setelah perkutatan selama satu bulan dengan proses hukum Florida. Ketika itu, baik kubu Demokrat maupun Republik belum siap untuk menghadapi kekacauan pemilu yang terjadi. Kini kedua pihak bersiaga.

Belajar dari Florida

“Kami telah belajar dari Florida“, tegas John Hardin Young, yang 12 tahun lalu tergabung dalam tim pengacara Al Gore. Kedua kubu memiliki pengacara di semua negara bagian, yang memantau jalannya pemilu“

TV Duell Barak Obama Mitt Romney Hempstead
Foto: picture-alliance/dpa

Young kini adalah ahli pemilu yang terkenal di Washingtom. Pada pemilu 6. November ini ia bertindak sebagai Koordinator partai Demokrat di Virginia, salah satu negara bagian yang termasuk kategori Battleground State. Menurut dia, kedua partai sudah begitu siap dengan pasukan-pasukan pengacaranya, maka setiap masalah di TPS atau pada pemberian dan penghitungan suara, bisa langsung dibereskan.

Sengketa Partai

Meskipun ada perbaikan infrastruktur pemilu, jumlah sengketa hukum yang terkait dengan pemilu meningkat dua kali lipat dalam 12 tahun terakhir. Begitu ungkap dosen hukum Rick Hasen. Tambahnya, kondisi ini juga telah mengubah sikap partai. "Partai-partai menjadi semakin agresif dan keras, bila menghadapi kekalahan tipis.“

Pun menjelang pemilihan Presiden AS, Selasa (6/11) sudah banyak proses hukum. Banyak kasus yang terkait dengan permintaan partai Republik untuk sistem pemeriksaan identitas yang lebih ketat. Partai Demokrat menolak tuntutan ini, karena akan lebih menyulitkan warga untuk memilih.

Hasen dan Young menilai tidak akan diperlukan penghitungan ulang sehubungan dengan pemilu kali ini. Sebelum penghitungan ulang suara pada tahun 2000, hal itu baru sekali saja terjadi di Amerika Serikat, yakni pada tahun 1876.