1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilihan Presiden Honduras Dimenangkan Kubu Nasionalis

30 November 2009

Seperti yang diduga, kandidat Partai Nasional, Porfirio Lobo, memenangkan pemilihan presiden. Pemilihan presiden itu disebut oleh pemerintahan kudeta sebagai "Pesta Demokrasi“.

https://p.dw.com/p/KksI
Presiden terpilih Honduras Porfirio Lobo
Presiden terpilih Honduras Porfirio LoboFoto: AP

Partai Liberal yang sebelumnya memerintah ibaratnya mendapatkan hukuman. Presiden yang digulingkan, Manuel Zelaya, dan presiden yang memerintah setelah kudeta, Roberto Micheletti adalah anggota partai ini. Dengan alasan konstitusional, Zelaya tidak dapat kembali mencalonkan diri. Sementara Micheletti sudah kalah sejak dari pemilihan putaran pertama sebelum kudeta.

Kini yang memenangkan pemilihan presiden adalah partai yang paling kanan dari dua partai sayap kanan. Yaitu, Porfirio Lobo dari Partai Nasional. Lobo yang tuan tanah itu ingin menyelesaikan krisis politik dalam negerinya dengan perundingan.

Porfirio Lobo menjelaskan, "Yang saya lakukan pertama kali sebagai presiden adalah mengundang seluruh kelompok masyarakat untuk duduk bersama dan berbicara. Dengan tujuan kesepakatan besar nasional, yang membawa pembentukan pemerintahan kesatuan nasional dengen keterlibatan semua kelompok sosial. Kita memiliki tujuan besar, rencana bangsa, yang mengarahkan jalan Honduras, bukan suatu partai atau presiden.“

Namun masih belum jelas, bagaimana Lobo akan naik jabatan menjadi presiden akhir Januari mendatang. Pendahulunya Manuel Zelaya ibaratnya menjadi tahanan. Sudah dua bulan Zelaya berada di kantor kedutaan besar Brazil di Honduras. Zelaya menyerukan rakyat untuk memboikot pemilu, karena menganggap pemilu itu sebagai legitimasi kudeta.

Tema persengkataan pemilu kali ini memang bukan mengenai siapa yang menang, namun lebih pada seputar sah atau tidaknya pemilihan presiden, demikian diungkapkan oleh sejarawan Rolando Sierra.

"Untuk satu pihak, pemilu merupakan jalan keluar dari krisis politik, bagi pihak lain pemilu merupakan peruncingan krisis. Porfirio Lobo merupakan orang yang paling mungkin berbicara dengan berbagai kelompok masyarakat. Namun asal muasal krisis harus diselesaikan dalam dua bulan sebelum pelantikan presiden. Jika presiden yang memenuhi syarat konstitusi Manuel Zelaya tidak dapat dikembalikan ke posisinya, ketidakstabilan dan konflik akan tetap ada. Kemudian kami akan terbawa dalam suatu skenario semacam perang saudara,“ kata Sierra.

Pemilihan presiden yang digelar hari Minggu (29/11) berjalan lancar dan damai. Hanya di kota San Pedro Sula, kota kedua terbesar di Honduras, digelar demonstrasi kelompok perlawanan menentang kudeta. Aksi unjuk rasa itu dibubarkan dengan kekerasan oleh polisi.

Amerika Serikat kemungkinan akan mengakui presiden baru Porfirio Lobo. Meski Amerika Serikat mensyaratkan pemilihan yang bersih. Kenyataannya, tidak ada pengamat independen yang melihat jalannya pemilihan presiden Honduras hari Minggu (29/11). Selain itu, sangat tidak mungkin bagi digelarnya kampanye pemilu yang demokratis. Pelanggaran hak azasi manusia, eksekusi, pembatasan kebebasan pers, serta pengerahan besar-besaran polisi dalam mengatasi demonstran mewarnai Honduras setelah kudeta tanggal 28 Juni lalu. Ketua serikat buruh Carlos H. Reyes, yang mundur sebagai kandidat presiden dari kubu independen, tidak heran dengan logika pemerintah AS.

Kata Reyes, "Sejak awal kami menganggap, AS terlibat dalam kudeta. Kini mereka bersembunyi di balik topeng. Karena mereka menari di dua pesta. Obama dengan keputusan PBB, Organisasi Negara-negara Amerika, dan kelompok industri militer serta Pentagon dengan para pelaku kudeta. Oleh sebab itu kelompok kudeta sangat kuat pada saat-saat itu, makanya mereka tidak peduli apa yang dikatakan Obama atau organisasi internasional. Mereka memang didukung.“

Kelompok kudeta merayakan kemenangan dengan pelaksanaan pemilihan presiden hari Minggu kemarin. Kudeta itu telah berhasil. Setelahnya masih akan berlanjut.

Michael Castritius/Luky Setyarini

Editor: Hendra Pasuhuk