1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Referendum Swiss Menangkan UU Anti Diskrimasi dan Homofobia

10 Februari 2020

Referendum dilakukan karena para pengeritik UU Anti Diskriminasi dan Homofobia mengatakan, undang-undang itu bisa menghambat kebebasan berpendapat.

https://p.dw.com/p/3XXrO
Schweiz Genf Referendum Gesetz gegen Homophobie
Foto: Reuters/D. Balibouse

Lebih 60 persen pemilih Swiss dalam referendum hari Minggu (9/2) memenangkan Undang Undang Larangan Anti Diskriminasi dan Homofobia. Undang-undang yang baru secara khusus melarang pidato kebencian dan diskriminasi dengan alasan orientasi seksual dengan ancaman hukuman penjara sampai tiga tahun.

UU yang berlaku saat ini mencakup diskriminasi berdasarkan ras, etnis dan agama, sedangkan UU yang baru memuat juga kategori orientasi seksualitas. Sistem hukum di Swiss memang mengenal pemberlakuan UU berdasarkan prinsip demokrasi langsung berdasarkan keputusan lewat referendum.

Sekitar 62% pemilih mendukung undang-undang yang baru, dengan sebagian besar pihak mendukung amandemen untuk melindungi komunitas gay, lesbian, dan biseksual. Namun, Partai Rakyat Swiss (SVP) yang berhaluan konservatif menetang UU tersebut. SVP adealah fraksi terkuat di parlemen Swiss.

SVP berpendapat, pandangan homofobia dibawa oleh kaum migran dan bahwa dialog sosial dan pengusiran pelaku asing akan lebih efektif menghadapi masalah homofobia.

UU anti diskriminasi dan homofobia yang baru pertama kali disahkan oleh parlemen Swiss tahun 2018, namun diajukan untuk referendum setelah para pengweritik mengatakan UU itu akan menghambat kebebasan berpendapat.

Swiss, referendum, anti diskriminasi, homofobia
Para pengeritik menentang UU Anti Diskriminasi dan Homofobia dengan alasan bisa menghambat kebebasan berpendapatFoto: Reuters/D. Balibouse

Debat soal homofobia dan hak-hak kaum gay/lesbian

Anggota parlemen SVP Eric Bertinat mengatakan kepada kantor berita Agence France-Presse bahwa ia percaya hukum itu "bagian dari rencana LGBT untuk perlahan-lahan bergerak menuju pernikahan sesama jenis dan reproduksi medis yang dibantu" untuk pasangan gay.

Marc Frueh, kepala Uni Demokratik Federal Swiss (EDU), sebuah partai Kristen kecil menyebutnya "hukum sensor."

"Ini adalah hari bersejarah," Mathias Reynard, seorang anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat Swiss yang memprakarsai reformasi, mengatakan kepada saluran Swiss RTS 1.

"Ini memberi sinyal yang luar biasa bagi semua orang dan bagi siapa saja yang telah menjadi korban diskriminasi," katanya.

Partai-partai hijau, condong ke kiri dan tengah mendukung hukum.

Apa yang dicakup oleh UU yang baru?

UU Anti Diskriminasi dan Homofobia melarang:

- Secara terbuka merendahkan atau mendiskriminasi seseorang karena gay.

- Menghasut kebencian terhadap seorang gay dalam teks, ucapan, gambar, atau gerak tubuh.

- Operator restoran, bioskop, dan fasilitas publik seperti kolam renang melakukan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual.

Yang tidak dilarang:

- Komentar homofobik yang dibuat dalam lingkungan keluarga atau di antara teman-teman.

- Diskriminasi berdasarkan identitas gender termasuk orang transgender.

- Debat publik tentang diskriminasi.

- Lelucon tentang orang gay.

hp/yf  (dpa, afp, rtr, ap)