1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Pakistan Janji Selidiki Tuntas

21 April 2012

Pemerintah Pakistan Sabtu (21/04), berjanji akan menyelidiki secara tuntas tragedi kecelakaan pesawat domestik yang menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 127 orang.

https://p.dw.com/p/14ipH
Seluruh penumpang dan kru pesawat tewas dalam tragedi iniFoto: dapd

Keluarga korban yang berduka mengumpulkan sisa-sisa jasad keluarga tercinta mereka di rumah sakit, mengungkapkan kesedihan dan kemarahan mereka atas kecelakaan yang terjadi di tengah badai dan cuaca buruk. Pesawat naas itu berangkat dari Karachi menuju Islamabad.

Polisi bersenjata lengkap tidak memperbolehkan wartawan masuk ke Institut Sains Medis di mana tubuh korban yang tersisa disimpan. Pejabat setempat mengatakan, reruntuhan pesawat tersebar dalam radius satu kilometer di ladang gandum. Tidak ada satupun penumpang yang selamat.

“Kami sedang mencari tahu apakah usia pesawat itu sudah terlalu tua, atau itu terjadi karena masalah teknis, atau sabotase atau karena sebab lain” kata Menteri Dalam Negeri Rehman Malik.

Menurut data AviationSafety.net usia Boeing 737-200 yang jatuh itu adalah 27 tahun. Perdana Menteri Yusuf Raza Gilani yang berbicara kepada wartawan di depan rumah sakit mengatakan “Kami tidak akan mengambil kesimpulan hingga penyelidikan ini tuntas.”

Menteri Dalam Negeri Pakistan mengatakan, pemilik maskapai Bhoja Air yakni Farooq Bhoja telah dilarang meninggalkan negara itu untuk memastikan ia mau bekerjasama dalam proses penyelidikan. “Tindakan akan diambil dan akan kelihatan bahwa itu telah diambil, saya berjanji kepada anda” kata Rehman Malik.

Bhoja Air mulai beroperasi sejak 1993 namun sempat dilarang beroperasi delapan tahun kemudian karena masalah keuangan. Mereka baru mulai beroperasi kembali melayani penerbangan domestik di Pakistan sejak bulan lalu.

Kotak hitan pesawat yang berisi data penerbangan, telah ditemukan Jumat (20/04) malam, demikian pernyataan pimpinan tim penyelamat. Pejabat maskapai Bhoja belum bersedia memberikan komentar.

ab/ rtr