1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Janji Tuntaskan Kasus TKI Sumiati

16 November 2010

Pemerintah Indonesia berjanji akan memperjuangkan nasib Sumiati, Tenaga Kerja Asal Dompu, Nusa Tenggara Barat, yang disiksa majikannya di Arab Saudi.

https://p.dw.com/p/QAWh
Gambar simbol penganiayaanFoto: bilderbox.com

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Menteri Luar Negeri dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja cepat dalam menuntaskan kasus Sumiati dengan membentuk tim khusus. Presiden secara khusus juga mengutus Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar untuk mendampingi TKI yang masih berusia 23 tahun itu.

Sumiati yang baru bekerja sebagai pembantu rumah tangga pertengahan Juli lalu, kini dirawat intensif di Rumah Sakit Raja Fahd di Madinah, Arab Saudi, setelah disiksa oleh majikannya. Laporan media menyebutkan, selain mengalami luka bakar di beberapa bagian, kedua kakinya juga nyaris lumpuh. Sementara bibir bagian atasnya hilang karena digunting oleh majikannya.

Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan kecaman dan secara khusus memanggil Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, menuntut agar Sumiati diberikan pengobatan yang layak. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga meyakinkan, bekerja sama dengan Arab Saudi, pemerintah akan mengambil langkah maksimal untuk menyeret majikan Sumiati ke pengadilan:

Meski demikian pemerrhati buruh migran dari Migran Care, Wahyu Susilo, memandang langkah pemerintah dengan skeptis. Ia mendasarkan fakta, bahwa selama ini belum pernah ada kasus kekerasan TKI yang memperoleh keadilan hukum di Arab Saudi. Termasuk kasus kekerasan terhadap empat TKI pada Agustus tahun 2007, yang menyebabkan dua TKI, yaitu Siti Tarwiyah dan Susmiyati, meninggal dunia, dan dua lainya luka parah.

Menurut Wahyu Susilo, hal ini terjadi akibat ketidaktegasan dimplomasi pemerintah Indonesia. Lebih jauh Wahyu Susilo, yang turut mendampingi sejumlah kasus kekerasan TKI ini, menyatakan, selain diperlukan diplomasi terus menerus di forum internasional, semestinya Presiden harus turun langsung menekan pemerintah Saudi agar menghentikan praktik kekerasan itu. Ini karena kenyataan tingginya kasus kekerasan TKI di negeri gurun itu.

Menurut Wahyu Susilo, selain karena budaya masyarakat Arab yang cenderung patriarki dan menempatkan perempuan sebagai warga kelas kedua, tingginya kasus kekerasan TKI di Arab Saudi juga dipicu karena banyaknya TKI yang berdokumen palsu yang berakibat lemahnya posisi mereka di depan hukum.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih