Pemerintah Hungaria Minta Bantuan atasi Lumpur Beracun

Di sejumlah anak Sungai Donau sudah terlihat ikan-ikan yang mati. Masalah lainnya adalah lumpur di lokasi bencana yang sudah mengering dan debunya mengandung logam berat beracun.

Sementara itu petugas bantuan mencoba membersihkan kawasan bencana dan terutama pencemaran selanjutnya terutama di kawasan perairan Sungai Donau.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengunjungi kawasan bencana. Kepada wartawan asing dijelaskannya, ia ingin mengundang para pakar ke Hungaria dan membentuk yayasan dana bantuan bagi para korban.

“Orang-orang di sini putus asa, mereka tidak lagi memiliki kepercayaan. Baru dua pekan lalu dilakukan pengawasan di pabrik alumunium. Secara resmi itu berarti semua baik-baik saja. Dan kini mereka melihat sendiri apa yang dimaksud dengan baik-baik saja."

Wakil badan perlindungan perairan Hungaria membenarkan meningkatnya kadar alkali di tempat bertemunya aliran Sungai Raab dan Donau di kota Györ di barat Hungaria. Organisasi pelindung lingkungan Greenpeace khawatir lumpur beracun itu dapat membahayakan seluruh ekosistem di sepanjang Sungai Donau. Lumpur beracun itu Senin (04/10) lalu keluar dari tempat pembuangan limbah pabrik alumunium Hungaria.

Sungai Marcal yang mengalir melalui tiga desa dan terhubung dengan Sungai Raab dan Donau secara ekologis sudah mati. Demikian disampaikan organisasi pelindung lingkungan WWF. Sementara itu Imre Szakacs ketua bagian perlindungan kawasan Hungaria menjelaskan kadar lumpur yang mengalir di sungai-sungai sejauh ini menjadi demikian tipis sehingga tidak akan mengancam Sungai Donau.

´

Saat mengunjungi lokasi bencana Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban lebih lanjut mengatakan

"Kami membutuhkan pengetahuan para pakar, karena itu baru pertama kalinya terjadi di Hungaria. Kami memerlukan bantuan negara-negara yang memiliki pengalaman dalam hal semacam itu."

Komisaris Eropa Joe Hennon menawarkan pemerintah Hungaria bantuan dalam mengatasi bencana tersebut. Ia tidak hanya mengkhawatirkan situasi di Hungaria tapi juga dampak bencana itu ke luar batas negara.

Dyan Kostermans/DW/dpa

Editor: Ridwan