1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220210 Afghanistan Luftangriff Reax

23 Februari 2010

Seranga udara yang dilancarkan pasukan NATO di selatan Afghanistan, Minggu (21/02), menewaskan 27 warga sipil. Pasukan internasional di Afghanistan, ISAF, menyatakan akan menyelidiki kasus ini.

https://p.dw.com/p/M96d
Komandan NATO Staley McChrystalFoto: picture-alliance/dpa


Insiden semacam inilah yang hendak dihindari oleh komandan NATO, Jendral Stanley McChrystal: serangan udara pasukan internasional terhadap sasaran yang diduga pejuang Taliban, dan menewaskan banyak penduduk sipil. Pemerintah Afghanistan mengecam keras serangan ini. Pimpinan urusan media di perlemen Afghanistan, Hakim Asher menyatakan, “Inilah tema yang membuat kami amat cemas. Hal ini tidak dapat diterima dan dibenarkan dilakukan pasukan NATO di Afghanistan.“

NATO di Afghanistan pada dasarnya bertempur di dua front. Di satu sisi melawan Taliban. Dan di sisi lainnya berjuang untuk merangkul hati dan pikiran rakyat. Perjuangan untuk merangkul simpati rakyat Afghanistan tidak akan dapat dimenangkan, jika pasukan internasional berulangkali membunuh rakyat yang tidak berdosa.

Wakil komandan NATO, Nick Parker tahu persis, insiden semacam itu merusak kredibilitas pasukan pelindung Afghanistan. “Saya tegaskan, kami amat menyesalkan jika kesalahan terjadi. Atas nama pasukan pelindung ISAF dan para komandannya, saya memohon maaf atas tragedi yang menimpa keluarga korban.“

ISAF telah memerintahkan pengusutan insiden tersebut. Gubernur provinsi bersangkutan menyebutkan, tiga minibus yang ditumpangi warga sipil, hari Minggu (21/02), sedang melaju menuju Kandahar di selatan Afghanistan, ketika NATO membominya dari udara. Menurut keterangan sepihak pasukan ISAF, rombongan itu adalah anggota Taliban yang merencanakan serangan terhadap pasukan NATO dan tentara Afghanistan.

Gubernur provinsi Dai Kundi, Sultan Ali Uruzgani mengatakan: “Insiden mengerikan itu terjadi di perbatasan provinsi Dai Kundi dan Uruzgan. Seluruhnya 27 orang tewas. Diantara korban tewas terdapat empat perempuan dan dua anak-anak, selebihnya pria. Sepuluh orang cedera.“

Serangan itu tidak ada hubungannya dengan ofensif militer besar-besaran di provinsi Helmand di bagian selatan Afghanistan. Tapi, dalam serangan beberapa hari terakhir ini di Helmand, juga ikut tewas sejumlah warga sipil. Anggota parlemen Afghanistan, Shukria Barakzai menyerukan, agar dengan segera dihindari jatuhnya korban dari kalangan warga sipil.

Memang pada tahun 2009 lalu, kebanyakan warga sipil itu tewas dibunuh Taliban. Hingga kini kelompok perlawanan Afghanistan itu tidak peduli apakah korbannya warga sipil atau militer. Buktinya, di kawasan timur Afghanistan, seorang pelaku serangan bunuh diri meledakan bom dan korbannya kebanyakan warga sipil.

Kai Küstner/Agus Setiawan

Editor: Ayu Purwaningsih