1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Pembakaran Mapolres Dharmasraya Modus Baru Teroris

13 November 2017

Serangan terhadap Mapolres Dharmasraya, Sumatera Barat, menyebabkan gedung utama Polres terbakar. Dua pelaku yang ditembak mati diduga anggota jaringan teroris.

https://p.dw.com/p/2nVhp
Symbolbild Online Radikalisierung von Terroristen
Foto: picture alliance/chromorange/C. Ohde

Gedung Mapolres Dharmasraya, Sumatera Barat diserang dan dibakar oleh dua orang terduga teroris. Api yang membakar gedung utama Mapolres diduga menjalar dari bagian belakang bangunan antara Ruang Siwas dan Ruang Sitipol. Dalam serangan ini, seorang anggota kepolisan Mapolres Dharmasraya cidera. Dilaporkan, ia terjatuh dan terkena anak panah yang dilepaskan pelaku, saat berusaha menyelamatkan diri.

Kapolres Dharmasraya AKBP Roedy Yoelianto mengatakan tidak ada tahanan di polres tersebut yang melarikan diri. Saat serangan terjadi, 9 orang tahanan menghuni polres ini, dan langsung dievakuasi ke mapolsek terdekat.

Sementara kedua pelaku penyerangan tewas ditembak polisi. Sebelumnya, kedua pelaku melakukan perlawanan dengan menembakkan beberapa anak panah ke arah petugas. Dalam kunjungannya di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/11/17), Wakapolri Komjen Syafruddin membenarkan informasi bahwa salah seorang pelaku serangan adalah anak perwira polisi.

Pihak kepolisian masih terus mengumpulkan bukti dan menyelidiki motif aksi pembakaran ini. Namun, Syafruddin tidak membantah adanya indikasi bahwa pelaku tergabung dalam kelompok teroris tertentu.

Modus Baru Terorisme

Serangan pembakaran terhadap Markas Polres Dharmasraya Barat ini dinilai sebagai modus baru kelompok teror dalam menjalankan aksinya di Indonesia. Kedua pelaku yang diduga sebagai teroris itu disinyalir sudah merancang matang dengan mengambil momen sepi dini hari untuk menjalankan aksi mereka.

Menurut Indonesia Police Watch IPW, selama ini aksi penyerangan teroris terhadap pihak kepolisian lebih kepada anggota kepolisian. "Namun dalam kasus Polres Dharmasraya tersebut, teroris nekat melakukan aksi pembakaran. Artinya para teroris Indonesia semakin berani melakukan perang terbuka dan perang jarak dekat dengan anggota kepolisian," dikatakan Ketua Presidium IPW Neta S Pane.

Lebih jauh Pane menyatakan, sikap nekat teroris ini harus dicermati dan diwaspadai segenap jajaran Polri agar anggotanya maupun fasilitasnya tidak terus menerus menjadi target serangan teroris.

yf/vlz (rtr,detik,okezone)