1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kejahatan terhadap Kemanusiaan Terjadi di Suriah

3 Maret 2018

PBB peringatkan, pelaku kejahatan perang di Suriah akan dihadapkan ke pengadilan. Dinyatakan pula, UN sedang menyusul nama orang-orang yang bertanggungjawab atas serangan terhadap warga sipil Suriah.

https://p.dw.com/p/2td1y
Syrien Luftangriffe auf Ghouta
Foto: picture-alliance/AP Photo/Syrian Civil Defense White Helmets

Komisaris Tinggi PBB urusan HAM Zeid Ra'ad al-Hussein memperingatkan, bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan terjadi di Ghouta Timur. Itu dikatakannya di depan Dewan HAM PBB di Jenewa, Jumat sore.

Baca juga: PBB: Korea Utara Pasok Komponen Senjata Kimia ke Suriah

"Yang kita saksikan di Ghouta Timur dan di bagian lain Suriah adalah kejahatan perang, dan kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan," demikian al Hussein. Ia menyatakan juga, peristiwa di Suriah harus diajukan ke Mahkamah Kriminal Internasional. Upaya mengelabui kadilan dan menutupi tindak kriminal menjijikkan."

Ia memperingatkan juga, orang-orang yang beranggungjawab atas serangan sudah teridentifikasi dan PBB sedang membuat daftar nama serta aktivitas orang-orang itu untuk diajukan ke pengadilan. Ia menambahkan: roda-roda keadilan mungkin berjalan lambat, tetapi tetap berfungsi.   

Pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia telah melakukan serangan udara di kawasan Ghouta Timur dalam 12 hari terakhir. Serangan sudah menyebabkan kematian ratusan warga sipil di kota yang dihuni 400.000 orang. Ghouta Timur adalah kawasan terakhir di dekat ibukota Damaskus yang masih dikuasai pemberontak.

Al Hussein dituduh selektif dan bias

Di Jenewa, Duta Besar Suriah di PBB, Hussam Aala menuduh Zeid bersikap selektif dan bias. Di samping itu, duta besar Suriah mengatakan debat tersebut dipolitisir. Menurutnya, pasukan Suriah sebaik mungkin berusaha melindungi warga sipil.

24 Februari lalu, Dewan Keamanan PBB menyatakan sepenuhnya mendukung gencatan senjata 30 hari di seluruh Suriah. Dua hari setelah diluarkannya resolusi oleh Dewan Keamanan PBB, Rusia menyatakan akan melaksanakan lima jam jeda pertempuran untuk kepentingan kemanusian setiap hari.

Baca juga: Presiden Putin Perintahkan “Jeda Kemanusiaan” Lima Jam Sehari di Ghouta Timur

'Kita perlu jeda lebih panjang'

Sementara itu, dalam wawancara dengan DW, penasehat PBB soal Suriah, Jan Egeland mengatakan, jeda dari pertempuran harus lebih panjang. Selain itu jeda juga harus dilaksanakan oleh para pemberontak yang bertempur. Egeland mengungkap, kalau jeda pertempuran tidak diperpanjang, "kami tidak bisa membawa masuk barang-barang untuk memberikan pertolongan, juga tidak bisa mengadakan evakuasi medis, dan tidak bisa dijamin bahwa warga sipil yang ingin pergi benar-benar selamat. 

Baca juga: Jerman Antisipasi Kembalinya Para Militan ISIS dan Keluarganya dari Irak dan Suriah

Organisasi kemanusiaan selama ini tidak bisa memberikan bantuan medis dan makanan ke Ghouta Timur yang penduduknya sekitar 400.000 orang. Banyak dari warga terperangkap di rumah sendiri. Sehingga kelaparan dan kurang nutrisi menjadi bahaya terbesar. Penduduk yang menanam sendiri bahan pangan juga tidak bisa pergi ke kebun akibat pemboman besar-besaran. Sejak pasukan pemerintah mulai melancarkan pemboman di Ghouta Timur, 18 Februari lalu, lebih dari 650 orang tewas.    

AP,dpa, Reuters (ml/ap)