1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Desak Bantuan Cepat Dunia Internasional

13 Agustus 2010

PBB mewanti-wanti munculnya gelombang kematian baru seiring memburuknya kondisi cuaca di Pakistan. Bantuan cepat dari dunia internasional saat ini sangat dibutuhkan. Sekjen Ban Ki Moon Sabtu (13/8) ini tiba di Islamabad

https://p.dw.com/p/OnS4
Luapan air menggenangi pemukiman penduduk di PakistanFoto: AP

Pengamatan dari udara memperjelas dimensi sesungguhnya dari bencana banjir di wilayah tengah Pakistan. Tidak jelas lagi di mana batasan antara sungai dan areal perkebunan, yang tampak kini hanyalah genangan air sejauh mata memandang. Hujan deras yang selama ini mengguyur wilayah tersebut belum mereda, dan Pakistan kini menghadapi ancaman banjir baru, demikian menurut pakar meteorologi Dr. Qamaruzzaman yang mengepalai Badan Meteorologi Pakistan.

"Gelombang kedua sudah datang. Akibat hujan deras di pekan pertama bulan Agustus, air kini sedang bergerak dari selatan Punjab. Dalam dua hari kedepan air akan mencapai Sindh," katanya.

Di provinsi yang terletak di Selatan ini masih banyak penduduk yang berupaya menyelamatkan diri dari luapan air. Pemerintah setempat telah menyerukan kepada sekitar 400.000 penduduk di kota Jacobabad untuk mencari tempat yang lebih aman. Sementara ini, ribuan orang telah meninggalkan rumahnya masing-masing dan tidak seorang pun mengetahui bagaimana menghadapi hujan yang masih akan terus turun

Pemerintah telat bereaksi

"Mudah-mudahan yang paling parah telah lewat. Tapi musim hujan masih berlangsung hingga 3 sampai 4 pekan. Kami harus aktif memantau sungai kami di timur. Kapasitas sungai-sungai di sini sebenarnya sudah tidak lagi mampu menampung air," tukas Qamaruzzaman.

Baru setelah dua pekan, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari akhirnya berkunjung ke wilayah bencana. Jumat kemarin ia membagi-bagikan bantuan dan menghibur para korban yang selamat.

Malam harinya ia melakukan rapat bersama Perdana Menteri Yusuf Raza Gilani, hasilnya pemerintah Pakistan sepakat memperluas penyaluran bantuan. Secara senada semua organisasi bantuan yang terjun ke lokasi bencana sudah meminta penambahan barang bantuan.

"Kami memperkirakan, sekitar enam juta orang membutuhkan penyaluran bahan pangan untuk jangka waktu tiga bulan. Sebagian situasinya lebih kronis ketimbang yang lain. Kami mengupayakan segalanya untuk mencapai mereka.

Ancaman wabah penyakit

Tapi kenyataannya adalah, sebagian korban terisolir dari dunia luar. Dan dimensinya begitu besar sehinga kami harus menggunakan semua yang ada untuk mencapai korban yang membutuhkan bantuan cepat," ujar Marcus Prior, utusan Badan Pangan Dunia (WFP) mewanti-wanti.

Selain gelombang banjir, ancaman bagi korban yang selamat juga muncul dari genangan air. Pasalnya air yang menggenangi sebagian wilayah di Pronvinsi Sindh saat ini menciptakan situasi yang ideal bagi wabah penyakit, seperti Kholera dan Malaria.

Sekitar enam juta anak-anak terancam wabah penyakit yang mematikan, demikian menurut Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR). Mangensha Kebede dari UNHCR. "Kalau kita berhenti memberikan bantuan dan jika kita tidak memperluas penyalurannya, angka korban yang tewas dapat melonjak."

Tim penyelamat juga sudah mengetahui, jika curah hujan tidak mereda dalam beberapa hari ke depan dan debit air di lokasi bencana terus meningkat, tugas mereka tidak akan menjadi lebih mudah.

Kai Küstner/Rizki Nugraha
Editor: Agus Setiawan