1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Suu Kyi Keluhkan Batasan Kampanye

20 Februari 2012

Partai oposisi tokoh pro demokrasi Birma Aung San Suu Kyi, mengkritik pembatasan kampanye, yang dianggap dapat mengancam keadilan dalam pemilu.

https://p.dw.com/p/1462N
Kampanye bersama Aung San Suu KyiFoto: REUTERS

Juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi NLD Nyan Win menceritakan, partainya menghadapi berbagai kesulitan dalam mengadakan kampanye. Apabila situasi ini tidak berubah, maka partainya tidak lagi percaya bahwa pemilu mendatang akan terselenggara dengan jujur dan adil. Partai NLD mengeluhkan penolakan dalam memakai lapangan olahraga untuk menggelar kampanye.

Peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, yang partainya memboikot pemilu 2010, kini siap memperebutkan kursi di parlemen.

Pemilu 2010, yang mendorong sekutu politik militer ke pucuk kekuasaan, dikritik sarat dengan kecurangan dan intimidasi.

Myanmar Aung San Suu Kyi Wahlkampf 2012
Aung San Suu KyiFoto: REUTERS

Bersaing Jurdil

Partai oposisi tidak dapat mengancam kedudukan partai penguasa, juga jika mereka memenangkan 48 kursi di parlemen lewat pemilu susulan, untuk menjamin legitimasi terhadap parlemen yang belum berpengalaman banyak ini. Nyan Win menandaskan, pihaknya menginginkan bersaing secara jujur dan adil.

Parati NLD memenangkan pemilu pada tahun 1990, namun kala itu junta militer tidak mengizinkan partai tersebut mengambil alih pemerintahan. Alih-alih menjadi pemimpin pemerintahan, pada waktu itu, Suu Kyi dijebloskan ke tahanan rumah. Ia baru dibebaskan beberapa hari setelah pemilu 2010.

Dalam kampanye-kampanyenya baru-baru ini, ikon demokrasi itu disambut oleh puluhan ribu pendukungnya. Awal bulan ini ia membatalkan kunjungan ke Mandalay, karena lokasi kampanye yang ditawarkan pihak berwenang sangatlah kecil.

NLD juga mengeluhkan dilarang menggunakan lokasi di utara negara bagian Kachin. Padahal Suu kyi sudah mempersiapkan pidatonya minggu ini.

Myanmar Aung San Suu Kyi Wahlkampf 2012
Aung San Suu Kyi dielukan pendukungnyaFoto: REUTERS

Sinyal Simbolik

Keputusan Suu Kyi untuk memperebutkan kursi di parlemen merupakan sinyal simbolik bagi perubahan yang terjadi di Myanmar, yang dulu disebut Birma.

Reformasi yang dilakukan rejim mencengangkan para pengamat. Diantaranya ketika rejim menyambut partai oposisi kembali terjun ke politik, perjanjian gencatan senjata dengan etnik monoritas dan melepaskan tahanan politik.

Pemerintahan baru yang didukung oleh militer dan didominasi mantan jendral, menjamin kunjungan petinggi Uni Eropa pekan lalu, yang menginginkan agar pemilu berjalan demokratis.

afp/AP/AS