1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Parlemen Jerman Memperpanjang Mandat Pasukan Jerman di Afghanistan

26 Februari 2010

Parlemen Jerman menyetujui perpanjangan mandat pasukan Bundeswehr di Afghanistan. Selain itu, parlemen juga menyetujui penambahan pasukan dari 4500 menjadi 5350 prajurit.

https://p.dw.com/p/MDbd
Tentara Jerman di Afghanistan.
Tentara Jerman di Afghanistan.Foto: picture-alliance/ dpa

Perdebatan mengenai strategi Jerman di Afghanistan dan penugasan tentara Jerman, Bundeswehr, di Hindukush tidak mengalami kemajuan, menjadi penyebab ketegangan di parlemen Jerman, hari Jumat (26/02).

Di atas podium pembicara, berdiri anggota parlemen Christiane Buchholz dari Partai Kiri dan mengatakan, "Apakah Anda ingin mempercayainya atau tidak, Jerman ikut serta dalam pertempuran melawan penduduk di Afghanistan."

Pada waktu yang bersamaan, para anggota parlemen fraksi Partai Kiri berdiri dan mengangkat poster yang mencantumkan nama-nama korban serangan udara di Kunduz. Setidaknya 142 warga sipil Afghanistan terbunuh, ketika truk tanki yang dibajak Taliban diserang pesawat tempur NATO. Serangan udara itu diperintahkan oleh seorang perwira Jerman.

Anggota fraksi Partai Kiri mengusung poster bertuliskan nama-nama korban serangan udara NATO di Kunduz, Afghanistan.
Anggota fraksi Partai Kiri mengusung poster bertuliskan nama-nama korban serangan udara NATO di Kunduz, Afghanistan.Foto: picture-alliance/dpa

Ketua parlemen Norbert Lammert dari partai yang memerintah, Uni Kristen Demokrat CDU segera menghentikan unjuk rasa kecil-kecilan yang digelar fraksi Partai Kiri.

"Saya minta Anda segera menurunkan poster-poster itu sekarang. Jika tidak, saya minta rekan-rekan untuk tidak mengikuti sidang selanjutnya," kata Lammert.

Setelah para anggota parlemen fraksi Partai Kiri keluar dari ruangan dan sidang dilanjutkan tanpa kehadiran mereka, politisi Partai Hijau Hans-Christian Ströbele angkat suara. Dia mengingatkan bahwa sidang yang sedang berlangsung membicarakan Afghanistan, dan politisi yang ingin mengenang para korban perintah perwira Jerman justru diusir.

"Saya tidak ingin adanya hal itu. Saya pikir, ini adalah isyarat keliru bagi Afghanistan dan dunia, bagaimana kita bersikap terhadap para korban, yang merupakan tanggung jawab kita sebagai anggota parlemen dan negara Jerman," tegas Ströbele.

Tapi Lammert tetap bersikap keras. Dikatakannya, parlemen Jerman tidak mengizinkan digelarnya aksi unjuk rasa di ruang sidang dan pelaku pelanggarannya akan ditindak. Akhirnya, dengan intervensi para pemimpin fraksi, Partai Kiri diperbolehkan untuk mengikuti proses pemungutan suara. Parlemen Jerman dengan suara mayoritas mutlak menyetujui penambahan pasukan dan perpanjangan mandat Bundeswehr di ISAF. 429 anggota parlemen memberikan suara setuju, 111 tidak setuju, dan 46 abstain.

Selain insiden kecil aksi unjuk rasa dan dikeluarkannya fraksi Partai Kiri dari ruangan, sidang parlemen berlangsung lancar. Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle dan Menteri Pertahanan Karl-Theodor zu Guttenberg tidak hadir sebagai pembicara mengkampanyekan strategi baru Jerman di Afghanistan.

Dalam jumpa pers usai sidang pleno parlemen, Westerwelle mengatakan, untuk menghormati parlemen, para anggota parlemen dibebaskan berdebat mengenai Afghanistan tanpa kehadiran pemerintah. Westerwelle menyambut baik keputusan parlemen terhadap strategi baru pemerintah Jerman mengenai Afghanistan. Ini merupakan upaya kerasnya sejak Westerwelle memangku jabatan menteri luar negeri.

"Kita tidak dapat melanjutkan politik mengenai Afghanistan yang dulu, semua orang tahu itu. Di sisi lain, kita juga tidak dapat seenaknya menarik mundur pasukan, pergi, berpaling dan membiarkan terorisme kembali merajalela di Afghanistan. Itu juga akan mengancam keamanan kita di Jerman dan di Eropa," kata Westerwelle.

Bettina Marx/Luky Setyarini

Editor: Asril Ridwan